Disway Awards

Seren Taun: Ritual Adat Padi yang Tetap Lestari

Seren Taun: Ritual Adat Padi yang Tetap Lestari

Seren Taun sebagai Atraksi Budaya Selain sebagai ritual adat, Seren Taun kini juga menjadi daya tarik wisata budaya. - Foto: Instagram@humas_jabar--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan tradisi. 

Hampir di setiap daerah, masyarakat memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Sang Pencipta. 

Salah satu tradisi yang masih lestari hingga sekarang adalah Seren Taun, sebuah upacara adat yang digelar di Banten, terutama di Desa Kenakes, Kabupaten Lebak. 

Upacara ini menjadi bentuk penghormatan terhadap alam dan hasil bumi, khususnya padi, yang dianggap sebagai sumber kehidupan.

BACA JUGA:Sepanjang Januari Juli 2025, DBD di Bandar Lampung Capai 309 Kasus

Sejarah dan Latar Belakang

Seren Taun dipercaya telah ada sejak masa kerajaan Sunda kuno, terutama ketika Kerajaan Pajajaran masih berkuasa. 

Pada masa itu, masyarakat hidup dari pertanian, sehingga padi memiliki kedudukan penting dalam kehidupan sehari-hari. 

Dari generasi ke generasi, kebiasaan ini diwariskan hingga akhirnya menjadi sebuah tradisi sakral yang disebut Seren Taun. Hingga kini, masyarakat Baduy dan masyarakat adat di Banten masih setia melestarikannya.

BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung Bentuk UPT Untuk Memaksimalkan PAD Dari Pengelolaan Aset

Makna Filosofis

Bagi masyarakat adat, Seren Taun bukan sekadar pesta pascapanen. Upacara ini menjadi sarana untuk:

  1. Mengucapkan terima kasih kepada Tuhan atas rezeki berupa hasil pertanian.
  2. Memohon kesuburan tanah agar panen berikutnya lebih baik.
  3. Menjaga keharmonisan antara manusia dengan alam.
  4. Menumbuhkan kebersamaan serta solidaritas sosial di tengah masyarakat.

Dengan demikian, Seren Taun memiliki makna mendalam, baik dari sisi religius, sosial, maupun budaya.

BACA JUGA:5 Cara Menyimpan Kentang Supaya Tidak Cepat Rusak dan Tetap Segar

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: