Legenda Aji Saka: Asal-Usul Aksara Jawa dan Makna Kesetiaan

Legenda Aji Saka: Asal-Usul Aksara Jawa dan Makna Kesetiaan

Aji Saka ciptakan aksara Jawa untuk mengenang dua sahabat yang setia hingga akhir hayat-Ilustrasi AI-

BACA JUGA:Tari Kretek: Cerminan Kehidupan Buruh di Tanah Kudus

Sang raja memerintah dengan kekejaman, dan setiap hari ada korban jiwa sebagai syarat bagi kelangsungan kekuasaannya.

Melihat kenyataan ini, Aji Saka tidak tinggal diam. Ia menyusun rencana untuk menghentikan kekuasaan sang raja.

Aji Saka menyamar serta menawarkan diri sebagai korban. Namun ia juga mengajukan satu permintaan yakni: Ia ingin diberikan sebidang tanah seluas kain ikat kepala yang dipakainya. 

Permintaan ini terlihat aneh, tapi sang raja yang tamak menyetujui dengan mudah.

BACA JUGA:Warisan Budaya Melayu yang Menyala di Jambi: Festival Payung Api

Kain tersebut dibentangkan oleh Aji Saka,  ternyata membentang sangat panjang bahkan sampai tak kunjung habis. 

Sang raja mengikuti rentangan kain tersebut dengan penuh nafsu dan tanpa waspada, sampai akhirnya ia terperosok ke tebing dan tewas. 

Rakyat pun terbebas dari teror, dan Aji Saka diangkat menjadi pemimpin baru di Medang Kamulan.

Setelah menjadi raja, Aji Saka teringat akan keris yang ia titipkan di Pulau Majeti. Ia pun memerintahkan Sembada untuk mengambilnya. 

BACA JUGA:Tari Indang: Tradisi Islami yang Hidup dalam Gerak Budaya Pariaman

Setibanya di pulau tersebut, Sembada bertemu kembali dengan Dora dan menyampaikan maksud kedatangannya. 

Namun Dora menolak memberikan keris itu karena ia masih berpegang pada pesan awal Aji Saka.

Walau Sembada menjelaskan bahwa ia datang atas perintah langsung sang raja, Dora tetap teguh dengan kepercayaan yang telah diberikan padanya. 

Keduanya saling berdebat serta akhirnya terlibat dalam pertarungan karena tidak ada yang mau mengingkari amanat Aji Saka tersebut. Tragisnya, pertarungan itu berakhir dengan kematian keduanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: