Harmoni di Pulau Dewata: Idul Adha dan Tradisi 'Galungan Bali' di Tengah Masyarakat Muslim

Harmoni di Pulau Dewata: Idul Adha dan Tradisi 'Galungan Bali' di Tengah Masyarakat Muslim

Toleransi antarumat beragama di Bali juga terlihat jelas dalam pelaksanaan ibadah salat Idul Adha. Foto' Instagram@sekehedemenbali--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Pulau Bali dikenal sebagai pusat kebudayaan Hindu di Indonesia. 

Namun, di tengah dominasi budaya tersebut, terdapat komunitas Muslim yang telah hidup berdampingan secara damai selama berabad-abad. 

Salah satu contoh akulturasi budaya yang menarik adalah penyebutan Idul Adha sebagai “Galungan Bali” oleh umat Islam setempat. 

Penyebutan ini mencerminkan integrasi sosial dan toleransi antar umat beragama yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Bali.

BACA JUGA:8 Tarian Bali Paling Terkenal: Sejarah dan Penciptanya

Awal Kehadiran Islam di Bali

Masuknya Islam ke Bali terjadi sejak abad ke-16, bersamaan dengan perubahan politik yang terjadi di Pulau Jawa. Sebagian pengikut kerajaan Majapahit yang telah memeluk Islam turut mengiringi migrasi budaya dan keagamaan ke Bali. 

Mereka diterima oleh penguasa Kerajaan Gelgel di Klungkung, dan diberi tempat untuk menetap dan membentuk komunitas tersendiri.

Salah satu komunitas tertua adalah Kampung Gelgel, yang menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah tersebut. Masjid pertama di Bali juga dibangun di kawasan ini, menandai awal dari keberadaan Islam secara permanen di pulau yang mayoritas penduduknya menganut Hindu.

BACA JUGA:Tiga Macam Baju Adat Bali: Fungsi, Unsur, dan Filosofinya

Dukungan Para Raja Terhadap Umat Islam

Sejak masa kerajaan tradisional, para raja di Bali menunjukkan sikap terbuka terhadap masyarakat Muslim. Mereka tidak hanya memberikan izin untuk mendirikan permukiman dan tempat ibadah, tetapi juga turut mendukung kegiatan keagamaan, seperti ibadah kurban saat Idul Adha.

Dukungan tersebut diwujudkan dalam bentuk bantuan hewan ternak yang diberikan kepada komunitas Muslim setiap tahun. Bantuan ini memungkinkan umat Islam melaksanakan penyembelihan hewan kurban secara layak. 

Komunitas seperti Kampung Kepaon di Denpasar dan kelompok Muslim di Karangasem menjadi penerima manfaat dari perhatian para raja tersebut. Bahkan, beberapa raja turut menyediakan lahan untuk permukiman umat Islam yang ingin menetap secara menetap.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: