Menelusuri Salad Favorit Para Sultan di Keraton Yogyakarta

Menelusuri Salad Favorit Para Sultan di Keraton Yogyakarta

Masakan di lingkungan Keraton tidak hanya berfungsi sebagai konsumsi harian, tetapi juga sebagai bagian dari simbol sosial, budaya, dan spiritual. - Foto Freepik--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Setiap kelompok etnis di dunia memiliki kebiasaan makan yang mencerminkan identitas budaya, psikologis, hingga nilai-nilai sosial yang dianut. 

Hal ini juga berlaku pada Keraton Yogyakarta, sebuah pusat budaya Jawa yang kaya akan tradisi kuliner. 

Masakan di lingkungan Keraton tidak hanya berfungsi sebagai konsumsi harian, tetapi juga sebagai bagian dari simbol sosial, budaya, dan spiritual. Keunikan tersebut membentuk pola makan bangsawan yang khas dan sarat makna.

Kuliner Keraton Yogyakarta merupakan hasil dari akulturasi berbagai budaya yang datang silih berganti, seperti pengaruh Eropa, Tionghoa, Arab, hingga lokal Nusantara. 

BACA JUGA:Es Selendang Mayang: Simbol Manis Keberagaman Budaya Betawi yang Tak Lekang oleh Zaman

Beberapa nama makanan bahkan merupakan adaptasi dari istilah asing yang kemudian dimodifikasi sesuai selera dan nilai lokal.

Misalnya, Selat Hussar, Pastel Krukup, Buderdeg, hingga Pandekuk adalah masakan yang memiliki nuansa Barat namun sudah dipadukan dengan citarasa Jawa. 

Ada pula sajian seperti Pisang Keju yang mendapatkan nama lokal dengan cita rasa yang unik dan khas.

Hidangan-hidangan tersebut tidak hanya disajikan pada saat jamuan kerajaan atau penyambutan tamu penting, tetapi juga memiliki fungsi sakral dalam upacara-upacara adat dan spiritual Keraton. 

BACA JUGA:Sambal Ijo Khas Padang: Sajian Pedas Nan Segar yang Menyatu dengan Cita Rasa Minang

Masing-masing sajian biasanya disiapkan dengan alat dan tata cara penyajian yang istimewa, mencerminkan filosofi serta status sosial tertentu.

Sebagai lembaga budaya, Keraton Yogyakarta dan Surakarta menyimpan banyak warisan tak ternilai, salah satunya adalah seni boga atau seni kuliner kerajaan. 

Sayangnya, tidak banyak yang terdokumentasikan secara tertulis. Untuk menjawab tantangan tersebut, BRAy Nuraida Joyokusumo bersama GBPH Joyokusumo menyusun buku berjudul Warisan Kuliner Keraton Yogyakarta, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. 

Buku ini berisi resep-resep istimewa yang dahulu menjadi favorit para raja, mulai dari Sri Sultan Hamengkubuwono VI hingga IX.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: