Ahok Bongkar Dugaan Korupsi dan Juga Permainan di Pertamina

Mantan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Foto net-
BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung, Terjunkan Alat Berat untuk Percepatan Pemulihan Pasca Banjir
Ia menceritakan bagaimana dirinya berusaha menerapkan sistem digital di Pertamina, namun inovasinya kerap kali digagalkan.
“Sistemnya saya ubah semua digital, sebelum saya tanda tangan disposisi tidak ada yang digital. Pernah dengar nggak kasus dengan Peruri yang Rp500-an miliar? Itu kan buying time contoh dari direksi,” ungkapnya.
Dengan segala dugaan dan pengalamannya, Ahok tetap mempertahankan sikap tegasnya dalam mengawasi praktik-praktik yang dianggapnya tidak sesuai dan merugikan Pertamina maupun negara.
Sebelumnya juga Kejaksaan Agung (Kejagung) membuka peluang untuk memeriksa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mantan Komisaris Utama PT Pertamina, dalam perkara dugaan korupsi terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang di Pertamina, subholding, serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada periode 2018–2023.
BACA JUGA:Ketegangan di Universitas Malahayati, Warga Lampung Tolak Kedatangan Kelompok dari Ambon
Saat ini, Kejaksaan Agung sedang menangani perkara dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina, yang melibatkan subholding dan kontraktor-kontraktor pada periode 2018-2023.
Hingga saat ini, ada enam orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka, empat di antaranya adalah petinggi subholding Pertamina, berinisial RS, SDS, YF, AP, MK selaku Direktur Pemasaran Pusat Pertamina Patra Niaga, serta EC selaku VP Trading Operation PT Pertamina Patra Niaga.
Tiga tersangka lainnya berasal dari pihak swasta, antara lain MKAR (Muhammad Kerry Andrianto Riza) selaku Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa; DW selaku Komisaris PT Navigator Khatulistiwa dan PT Jenggala Maritim; serta GRJ selaku Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak.
Sebelumnya Ramai dugaan pembelian minyak jenis RON 92 (Pertamax) yang ternyata berlabel RON 90 (Pertalite), PT Pertamina Patra Niaga disebut-sebut membeli Pertalite untuk kemudian dicampur (dioplos) di depo atau storage menjadi Pertamax.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: