Penguatan Sistem Kesehatan: Langkah Strategis Eliminasi HIV 2030 di Indonesia

ilustrasi penyakit hiv.--Foto Dok---
Kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan pihak internasional juga harus terus ditingkatkan. Kerjasama dengan organisasi seperti WHO dan UNAIDS menjadi kunci dalam memastikan kebijakan pengelolaan HIV di Indonesia sejalan dengan standar global.
Dalam hal ini, keterlibatan berbagai stakeholder sangat diperlukan agar eliminasi HIV dapat tercapai sesuai target.
Salah satu tantangan terbesar dalam eliminasi HIV adalah menghapus stigma terhadap ODHIV. Mirna menekankan pentingnya penyebarluasan edukasi yang benar kepada masyarakat.
Mitos seputar cara penularan HIV, seperti makan bersama atau berbagi fasilitas umum, harus diluruskan.
Penularan HIV hanya terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman, jarum suntik tidak steril, transfusi darah, atau dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.
Eliminasi stigma menjadi bagian dari strategi three-zero, yakni nol infeksi baru, nol kematian akibat HIV, dan nol diskriminasi terhadap ODHIV.
Untuk mencapai hal ini, edukasi masyarakat perlu terus digencarkan hingga 2030, dengan harapan stigma terhadap ODHIV dapat benar-benar hilang.
Melalui berbagai upaya ini, eliminasi HIV bukanlah hal yang mustahil. Pemerintah dan semua pihak harus berkolaborasi untuk memastikan target 95-95-95 tercapai.
Penguatan infrastruktur, pemberdayaan tenaga kesehatan, pemerataan distribusi obat, dan penyebaran edukasi adalah langkah-langkah penting yang harus segera dilaksanakan.
Dengan kerja keras bersama, diharapkan pada 2030 Indonesia tidak hanya mencapai eliminasi HIV tetapi juga menjadi negara yang bebas dari diskriminasi dan stigma terhadap ODHIV, sehingga masyarakat hidup dalam lingkungan yang inklusif dan sehat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: