Strategi BRI Dalam Mendukung Kebijakan Ekonomi Presiden Prabowo

Strategi BRI Dalam Mendukung Kebijakan Ekonomi Presiden Prabowo

Direktur Utama BRI, Sunarso--

BACA JUGA:Pembayaran QRIS BRI Memudahkan Pedagang di Lubuklinggau

“Faktor pangan, baik ketersediaannya maupun kualitasnya, sangat penting. Jadi, klop dengan apa yang dicita-citakan pemerintah untuk swasembada pangan,” jelasnya.

Kebijakan ini diharapkan tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas human capital. 

Kecukupan nutrisi yang didukung dengan pendidikan dapat menciptakan tenaga kerja yang lebih produktif dan berdaya saing tinggi. 

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, BRI memfasilitasi berbagai program yang berfokus pada ketahanan pangan dan penguatan sektor agrikultur melalui pembiayaan dan penyuluhan kepada petani.

BACA JUGA:Lindungi Masa Depan Keluarga dengan Asuransi AMORA dari BRIlife

Demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, BRI rutin melakukan analisis mendalam mengenai kebijakan pemerintah. 

Terdapat dua kerangka utama yang dijadikan acuan, yaitu kerangka tujuan nasional dan analisis peluang bisnis. 

Berdasarkan analisis BRI, perekonomian Indonesia harus tumbuh minimal 6% agar keluar dari middle income trap. 

Namun, pemerintah memiliki target yang lebih tinggi, yakni mencapai pertumbuhan 8%, yang dianggap selaras dengan analisis BRI.

BACA JUGA:Ekonomi Kerakyatan Tumbuh Bersama BRI, Kredit UMKM Terus Meningkat

“Jika Indonesia ingin keluar dari middle income trap, maka GDP kita harus tumbuh minimal 6%, menurut hitungan BRI,” imbuh Sunarso. 

Namun, ia menambahkan bahwa target pemerintah sebesar 8% sudah sejalan dengan tujuan peningkatan ekonomi, menunjukkan sinergi antara visi pemerintah dan BRI dalam upaya memperkuat ekonomi nasional.

BRI melihat hilirisasi sebagai peluang bisnis yang potensial. Dengan memperluas kegiatan hilir dari produk-produk tambang dan agrikultur, permintaan pembiayaan di sektor-sektor ini akan meningkat. 

BRI berperan dalam mendukung investasi di sektor hilir ini, seperti pada proses produksi kelapa sawit yang diolah menjadi produk siap pakai atau ekspor. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: