Batik Parang Kaliurang: UMKM Kreatif yang Bangkit Berkat Sinergi Bersama BRI

Batik Parang Kaliurang: UMKM Kreatif yang Bangkit Berkat Sinergi Bersama BRI

Motif khas Kaliurang jadi ciri unik batik buatan Menuk Sayekti dari Sleman-Foto Dok-

MEDIALAMPUNG.CO.ID – Di balik sejuknya udara lereng Gunung Merapi, tepatnya di Kalurahan Hargobinangun, Sleman, tumbuh semangat ekonomi kerakyatan yang semakin menggeliat. 

Ini bukan sekadar cerita tentang usaha kecil biasa, melainkan kisah inspiratif tentang Batik Parang Kaliurang, karya tangan dingin Menuk Sayekti, yang kini jadi simbol pemberdayaan desa berkat dukungan program Desa BRILiaN dari BRI.

Program Desa BRILiaN merupakan salah satu inisiatif unggulan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang bertujuan memperkuat perekonomian berbasis komunitas di pedesaan. 

Hargobinangun adalah satu dari 40 besar desa yang lolos kurasi program ini pada tahun 2023. Tapi bukan hanya karena panorama Gunung Merapi desa ini dikenal—melainkan juga karena lahirnya UMKM kreatif yang kini naik kelas.

BACA JUGA:KUR BRI 2025 Resmi Dibuka: Pinjaman Modal Usaha Mulai Rp20 Juta, Angsuran Mulai Rp299 Ribu

Menuk Sayekti memulai perjalanan usahanya pada 2007 lewat pelatihan jumputan sederhana bersama para ibu di lingkungannya. 

Namun, semangat belajar dan inovasi membawanya pada teknik perpaduan antara batik tulis, batik cap, dan jumputan. 

Momentum besar datang pasca-erupsi Merapi 2010. Dari pelatihan membatik yang ia ikuti, lahirlah identitas baru: Batik Parang Kaliurang, batik khas dengan ciri kuat lereng Merapi.

Motif batik yang dibuat Menuk bukan motif sembarangan. Ia merancang desain yang mencerminkan kekayaan alam Kaliurang, seperti bunga edelweis, anggrek hutan, hingga kontur perbukitan. Lebih dari sekadar estetika, ia juga menyisipkan filosofi dalam karyanya. 

BACA JUGA:Ada Subsidi Bunga 5 Persen: Ini Syarat dan Cara Pengajuan KUR BRI 2025

"Motif parang kami angkat sebagai simbol kekuatan dan keteguhan. Kami ingin batik ini punya jiwa dan cerita," tutur Menuk dalam salah satu kesempatan.

Batik Parang Kaliurang tak hanya hadir sebagai produk, tapi juga sebagai pengalaman. Melalui wisata edukasi membatik, para wisatawan yang datang ke Kaliurang bisa langsung merasakan membuat batik sendiri. 

Workshop singkat ini jadi daya tarik tersendiri, terutama untuk generasi muda yang ingin belajar membatik sambil liburan.

Dari sisi bisnis, Menuk menetapkan sistem produksi limited edition. Satu desain tidak akan diulang kembali untuk menjaga eksklusivitas setiap kain batik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: