Songsong Tahun Baru Islam, Pekon Purajaya Undang Parosil Gelar Hajat Bumi

Songsong Tahun Baru Islam, Pekon Purajaya Undang Parosil Gelar Hajat Bumi

Ilustrasi Syukuran Hajat Bumi-AI Image Generator-

LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Sabtu 6 Juli 2024, masyarakat Pekon Purajaya, Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) akan melaksanakan tradisi yakni Hajat Bumi dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriah. 

Hajat Bumi adalah pestanya rakyat, sebagai ungkapan rasa syukur dan saling berbagi, bergotong royong, dengan menggelar berbagai hiburan. 

Sehingga seluruh warga baik yang dekat maupun yang jauh ikut berbaur di acara tradisi tahunan tersebut.

Peratin Samsu Kendar, S.Hut., menyampaikan, dalam hajat bumi ini, pihak pekon turut mengundang beberapa tamu spesial seperti tokoh terkemuka Kabupaten Lambar H Parosil Mabsus, Ketua DPRD Lambar Edi Novial dan berbagai tokoh politik, agama dan masyarakat di wilayah tersebut.

BACA JUGA:Terpuruknya Kopi Vietnam dan Brazil, Berkah Bagi Petani di Lampung yang Diprediksi Hingga 2025

Dalam ritual hajat bumi itu sendiri memiliki banyak tujuan, dengan panjatan doa kepada sang pencipta alam atas segala karunia yang dilimpah curahkan kepada makhluk di muka bumi.

Dengan limpahan rezeki seperti hasil bumi, dan berbagai usaha lain yang digeluti warga. Serta panjatan doa agar dijauhkan dari segala mara bahaya maupun musibah alam. 

"Hajat Bumi yang kami laksanakan setiap menyambut tahun baru islam, adalah bagian budaya leluhur yang sekarang digelar oleh warga Purajaya," terangnya. 

Pihaknya menyampaikan rasa syukur dan terimakasih karena warga sangat mendukung kegiatan tersebut, apalagi kegiatan ini memperlihatkan tidak adanya batasan antara kalangan masyarakat. 

BACA JUGA:Waspada! Oli AHM Ada yang Palsu, Polda Lampung Ringkus Pelaku

Sehingga warga dapat saling berinteraksi, terjalin kekompakan, persaudaraan, persatuan dan kesatuan. 

"Dalam acara ini selain acara inti doa syukuran juga akan ditampilkan seni budaya wayang golek dan jaipongan, dan arak-arakan berkeliling pekon," jelasnya. 

Diceritakannya secara singkat, tradisi Sunda Hajat Bumi juga disebut dengan tradisi Ngaruwat Bumi yang memiliki arti merawat bumi.

“Ngaruwat dalam bahasa Sunda berasal dari kata ruwat yang memiliki arti merawat atau menjaga. Sehingga istilah dari Tradisi Sunda Hajat Bumi memiliki arti tradisi yang bertujuan untuk mengajak masyarakat sekitar mengumpulkan hasil bumi,” tutupnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: