Pemkab Kepahiang Bengkulu Study Tiru Replanting Kopi Sistem Pagar di Lampung Barat

Pemkab Kepahiang Bengkulu Study Tiru Replanting Kopi Sistem Pagar di Lampung Barat

--

LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Pemkab Kepahiang, Provinsi Bengkulu dalam hal ini Dinas Pertanian setempat melakukan study tiru kegiatan replanting kopi sistem pagar atau yang juga dikenal dengan sistem Brazil di Kabupaten Lampung Barat.

Study tiru yang dilaksanakan Selasa 25 Juni 2024 tersebut disambut oleh Kepala Bidang Perkebunan pada Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Lampung Barat Sumarlin, SP. Sementara rombongan dari Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang, dipimpin oleh Kabid Perkebunan Karo Fauzan, SP., dan Kabid Tanaman Pangan Exe Isvan Vander , S.STP.

Kabid Perkebunan Lampung Barat Sumarlin mengaku pihaknya menyambut baik kunjungan dari Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang tersebut.

Sesuai tujuan study tiru yakni mempelajari terkait dengan kegiatan replanting tanaman kopi sistem pagar, maka pihaknya mengajak rombongan untuk mengunjungi kebun milik Ahmad Supriyono, yang telah membudidayakan tanaman kopi robusta dengan sistem pagar.

BACA JUGA:Pekon Sukapura dan Simpang Sari Raih Penghargaan Desa Sadar Hukum, Ini Harapan Camat Sumber Jaya

"Selain itu kami juga mengajak rombongan untuk mengunjungi demplot sistem pagar penanaman kopi robusta di kebun benih Dinas Perkebunan Provinsi Lampung berlokasi di Pekon Hanakau," ungkapnya.

Di Kebun demplot, kata dia, rombongan didampingi langsung oleh Ahmad Supriyono yang merupakan petani kopi yang telah mengembangkan tanaman kopi robusta sistem pagar sejak tahun 2019.

"Sejauh ini sebagian petani kopi yang tertarik dengan belajar langsung di kebun pak Ahmad Supriyono, mereka sebagian mencoba menerapkan di kebunnya terlihat di tahun 2021, melihat keberhasilan maka Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang memilih Lampung Barat untuk tujuan study tiru," sambungnya.

Untuk diketahui, sistem ini diklaim bisa meningkatkan produksi kopi menjadi 4 ton per hektar per tahunnya. Sistem penanaman kopi dengan metode pagar ini memberikan banyak keuntungan. Salah satunya meningkatnya produksi kopi berkualitas.

BACA JUGA:Optimalisasi Biodiversitas Herbal untuk Meningkatkan Daya Saing Produk Herbal di Indonesia

Model sistem penanaman kopi berupa sistem pagar ini, dalam satu hektar jumlah populasi tanaman sebanyak 4.000 batang, yang disebut-sebut dengan target produksi 4 ton per tahun.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: