Material dan Kualitas Proyek Talud di Lumbok Seminung Diragukan, DPRD Desak Pihak Terkait Segera Kroscek

Material dan Kualitas Proyek Talud di Lumbok Seminung Diragukan, DPRD Desak Pihak Terkait Segera Kroscek

--

LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Kualitas proyek pembangunan talud pada kegiatan peningkatan struktur dan rehabilitasi jalan ruas Pagar Dewa-Lumbok Seminung dengan alokasi anggaran bersumber dana instruksi presiden (Inpres) sebesar Rp46 Miliar lebih yang dilaksanakan oleh PT Suci Karya Budinusa selaku pemenang tender, diragukan.

Proyek yang sebelumnya santer disebut-sebut diduga milik Camat Lumbok Seminung, hingga akhirnya dibantah oleh Camat setempat itu kini menuai sorotan mulai dari segi kualitas pekerjaan yang dinilai asal jadi hingga material batu yang disinyalir tidak memenuhi standar.

Pasanya dalam pemasangan dinding drainase menggunakan batu belah dengan kualitas yang diragukan karena batu yang terpasang merupakan batu campuran atau bukan merupakan batu sungai.

Selain itu sistem pemasangan batu juga menuai pertanyaan karena pihak pekerja memasang batu hanya pada satu sisi secara zikzak, sementara rongga kosong terisi oleh tanah.

BACA JUGA:Lima Provider Belum Bayar Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

Selain itu, pemasangan semen juga dilakukan tampak di bagian luar talud sehingga menyisakan celah-celah batu yang tidak terisi semen. 

Selain itu bantalan pengunci bagian atas talud yang menurut keterangan pekerja di lokasi dilapisi semen setebal 10 centimeter (CM), faktanya tidak demikian, yang mana pekerja hanya melapisi bibir talud dengan semen tipis dan dibuat seolah memenuhi volume 10 CM.

Sehingga dari berbagai temuan di lapangan itu, membuat kualitas proyek talud tersebut kian diragukan.

Menurut sumber warga di lokasi mengaku sangat menyayangkan kualitas proyek bernilai miliaran rupiah tersebut, yang dicederai oleh minimnya kualitas pekerjaan.

BACA JUGA:Kegiatan Agenda Tahunan STQ Pekon Sindang Pagar Berjalan Sukses

“Memang kami tidak terlalu paham mengenai spek dan seperti apa standar pembangunan talud itu, tapi sebagai penerima manfaat pembangunan, tentu kecewa kalau kualitas pembangunan talud itu dibuat seolah asal jadi,” ucapnya.

Pihaknya berharap pihak terkait dapat segera melakukan kroscek ke lapangan, karena lemahnya pengawasan terhadap pekerjaan dapat menjadi pemicu bagi pihak sub-kontraktor dan pekerja untuk bekerja sesuka hati.

“Kami menilai kondisi ini disebabkan oleh kurangnya pengawasan, dan akhirnya mengorbankan mutu dan kualitas pekerjaan dilapangan,” cetusnya.

Disisi lain, anggota DPRD Lambar daerah pemilihan 1, Nopiyadi juga turut angkat bicara dalam menyikapi persoalan tersebut.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: