Penjualan Sulit, Pengusaha Ikan Nila di Lampung Barat Terancam Gulung Tikar

Penjualan Sulit, Pengusaha Ikan Nila di Lampung Barat Terancam Gulung Tikar

--

LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Para peternak ikan nila di beberapa wilayah di Kabupaten Lampung Barat mengalami kerugian hal itu dikarenakan sulitnya penjualan yang juga di per keruh dengan turunnya harga jual.

Seperti di Kecamatan Kebun Tebu, sejak beberapa tahun belakangan ini banyak masyarakat yang mengembangkan usaha peternakan ikan nila, bahkan tidak sedikit lahan persawahan padi di alih fungsikan menjadi kolam ternak ikan, karena omzetnya cukup menjanjikan. 

BACA JUGA:Klaim DANA Hari Ini 15 Agustus 2023, Kamu akan Langsung Dapat Saldo Ratusan Ribu Rupiah

Seperti dikemukakan salah satu pengusaha ikan di Kecamatan Kebun Tebu M. Nasir, dengan mendapatkan keuntungan hanya waktu empat sampai lima bulan sekali panen, di dukung dengan keberadaan wilayah yang memang cocok untuk budidaya ikan dengan luasnya lahan dan air bersih pegunungan, untuk menghasilkan ikan yang segar dan gemuk. 

Namun, sejalan waktu sejak beberapa bulan terakhir, ikan yang sudah siap panen. Yang biasanya mudah di jual pada agen langganan masing-masing. Untuk menjualnya menjadi sulit bahkan harus antri dalam waktu lama bahkan lebih dari satu bulan.

BACA JUGA:Sudah Berbulan-bulan, Puluhan Pegawai KRL Belum Terima Gaji

Keadaan itu disebabkan pembeli di pasar mengalami penurunan, sedangkan stok ikan di petani terus bertambah dengan banyaknya kolam ikan yang kapasitas budidayanya hingga puluhan ton. 

"Sekarang untuk jual ikan yang sudah siap panen, dengan agen yang biasanya langganan kami menjual ikan, untuk di luar kabupaten dibatasi bahkan harus nunggu karena disebutkan minat beli masyarakat menurun. Dan dampak lainnya harga jual juga turun tinggal Rp19.500 per/kg dengan agen," ungkap salah satu petani.

BACA JUGA:Ini Fitur Inovatif Aplikasi Travelin Buat Penumpang Pesawat di Bandara Radin Inten II Lampung

Yang menjadi kekhawatiran dan dipastikan menimbulkan kerugian akibat kondisi itu pertama ikan yang sudah siap panen sembari menunggu terjual harus tetap diberikan pakan, sedangkan harga beli pakan sendiri sangat tinggi. 

"Bayangkan saja jika ngantri nunggu penjualan diatas 25 hari sementara kebutuhan pakan sepuluh sak per hari dengan harga pakan setiap saknya Rp450 ribu artinya kerugian untuk pakan saja diatas Rp3 juta," katanya. 

BACA JUGA:Wajib Dimengerti!! Inilah Waktu yang Tepat Mengganti Timing Belt

Masalah lainnya. Sebagian besar petani ikan dalam mengembangkan usaha kolam menggunakan modal pinjaman bank yang tidak bisa tidak harus dibayar. 

Karena itu para petani ikan nila Lambar berharap kepada Pemerintah Lambar dapat menemukan formula dalam menyiasati kondisi yang dialami para petani ikan saat ini, seperti dapat mencarikan penampung atau pembeli di luar kabupaten. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: