972 Hewan Ternak Terinfeksi LSD di Lampung Dinyatakan Sembuh
Sapi yang terinveksi LSD akan muncul bentolan di kulitnya-foto Kementan-
BACA JUGA:Bapenda Pesisir Barat Minta Pemilik Hotel-RM Maksimal Gunakan Tapping Box
Namun berdasarkan pantauan Medialampung.co.id ada beberapa perbedaan data dalam Kasus LSD tersebut.
Seperti halnya diberitakan oleh cnnindonesia.com bahwasanya terdapat perbedaan kasus terkonfirmasi berdasarkan rilis Dinas Peternakan Kabupaten Lampung Selatan yakni terdapat sebanyak 3000 hewan ternak yang terjangkit LSD.
Menyikapi hal itu Anwar mengatakan jika total populasi sapi yang ada di Kabupaten Lampung Selatan adalah kurang lebih 136.672 ekor yang tersebar di 17 Kecamatan.
Berdasarkan data Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS) di Kabupaten Lampung Selatan tercatat 131 kasus.
BACA JUGA:Jangan Ada Perpeloncoan di Pelaksanaan MPLS SMA
Dari jumlah kasus tersebut juga menyerang hampir 3.000 ekor dan setelah mendapatkan penanganan secara cepat, 2.400 sapi mengalami kesembuhan.
Kasus suspect LSD ini tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung Selatan.
Dari total populasi di Lampung Selatan sekitar 2,1% ekor sapi suspect LSD.
"Dari bulan Maret sampai saat ini sekitar 160 ekor sapi yang mengalami kematian tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan. Kematian tersebut diperkirakan oleh beberapa sebab dan tidak semua disebabkan oleh penyakit LSD," jelasnya.
BACA JUGA:Ternyata Mengkonsumsi Taoge Bisa Mengurangi Risiko Kanker
Sejauh ini Pemerintah Provinsi Lampung dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit LSD telah mengupayakan beberapa langkah di 15 Kabupaten Kota.
Terutama di Kabupaten Lampung Selatan dengan melakukan pengobatan melakukan tindakan pemberian suportif therapy dan pencegahan infeksi sekunder pada ternak yang terjangkit LSD atau menunjukan gejala LSD.
Melakukan isolasi ternak yang sakit atau menunjukan gejala LSD melaksanakan pemotongan bersyarat pada ternak terjangkit LSD guna mencegah penyebaran penyakit LSD.
"Pengetatan lalu lintas ternak, peningkatan biosecurity kandang, dan kontrol vektor (serangga pembawa virus) penular penyakit LSD seperti caplak, lalat dan nyamuk. Mendorong pelaksanaan vaksinasi LSD secara mandiri oleh peternak dan pelaku usaha peternakan," pungkasnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: