Tanggamus Gelar Apel Kesiapsiagaan Bencana

Bupati Tanggamus Dewi Handajani memeriksa pasukan dan peralatan pada apel kesiap Siagaan Bencana - foto dok--
BACA JUGA:Dua Politisi Pesbar dan Tiga Lainnya Jadi Saksi Kasus Surat KPK Palsu
90% bencana yang terjadi di Kabupaten Tanggamus merupakan bencana hidrometeorologi. Seperti yang terjadi di Kecamatan Semaka, Wonosobo, Bandar Negeri Semuong, Cukuh Balak, Limau, Kelumbayan, Kelumbayan Barat, Ulu Belu dan lain-lain.
Bencana hidrometeorologi ini telah mengakibatkan rusak dan terendamnya rumah warga, gedung sekolah, jembatan, lahan pertanian, tambak, kolam, termasuk ruas jalan lintas barat.
Perkiraan puncak musim hujan di Kabupaten Tanggamus, menurut BMKG Lampung akan terjadi pada November 2022 untuk wilayah barat dan Januari 2023 untuk wilayah timur. Mengingat kondisi alam kita sangat rawan terhadap bencana banjir, ditunjukkan dengan masih adanya kejadian banjir pada bulan Juli dan Agustus 2022, yang semestinya adalah musim kemarau, maka kita harus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana sebelum datang puncak musim hujan.
BMKG telah mengeluarkan Siaran Pers pada tanggal 8 Oktober 2022, yang berdasarkan analisis terkini bahwa kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Tanggamus dalam beberapa waktu kedepan, berpotensi terjadinya peningkatan cuaca ekstrim yang berupa hujan lebat yang disertai petir/kilat dan angin kencang serta gelombang tinggi. Kondisi inilah yang dapat menjadi pemicu timbulnya bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, longsor, angin kencang, dan lain lain.
BACA JUGA:Pemprov Lampung Rapat Persiapan Penyelenggaraan Lampung Fair 2022
Pelaksanaan Apel Kesiapsiagaan Bencana ini merupakan upaya mewujudkan sinergitas yang baik dari semua stakeholder kebencanaan yang terdiri dari unsur pemerintah bersama para pemangku kepentingan, hingga masyarakat.
Dalam Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana di Kabupaten Tanggamus, telah disusun gugus tugas atau klaster dalam penanganan darurat bencana. Ini dilakukan untuk mempermudah identifikasi “Siapa Berbuat Apa” dan menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas penanggulangan bencana, agar penanganan darurat bencana dapat berjalan dengan lebih efektif, cepat, tepat dan efisien.
Berikut adalah pembagian bidang atau klaster dalam penanganan tanggap darurat bencana di Kabupaten Tanggamus:
Pertama adalah Klaster Pos Komando (Posko). Koordinator klaster adalah BPBD, dengan anggota Polres Tanggamus, Kodim 0424/Tanggamus, Dinas Kominfo, Dinas Capil, BMKG, BPS, dan RAPI.
BACA JUGA:Banjir Bandang Terjang Sejumlah Pekon di Dua Kecamatan Kabupaten Tanggamus
Kedua adalah Klaster Sarana dan Prasarana. Koordinator klaster adalah Dinas PUPR, dengan anggota Kodim 0424/Tanggamus, Polres Tanggamus, Satpol PP, Dishub, PLN, Telkom, Pertamina, Destana, Sibat, Senkom, MDMC, serta Relawan dari berbagai unsur lainnya.
Ketiga adalah Klaster Pencarian, Pertolongan dan Evakuasi (PPE). Koordinator klaster adalah Basarnas, dengan anggota Polairud, TNI-AL, BPBD, Damkar, PMI, Pramuka, serta Relawan dari berbagai unsur lainnya.
Keempat adalah Klaster Pengungsian. Koordinator klaster adalah Dinas Sosial, dengan anggota Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PMD, Tagana, Pramuka, PKK serta Relawan dari berbagai unsur lainnya.
Kelima adalah Klaster Logistik. Koordinator klaster adalah BPBD, dengan anggota Polres Tanggamus, Kodim 0424/Tanggamus, Dinas Sosial, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perindagkop, PDAM, serta Relawan dari berbagai unsur lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: