KPPU Selidiki Dugaan Adanya Kartel Minyak Goreng 

KPPU Selidiki Dugaan Adanya Kartel Minyak Goreng 

Medialampung.co.id - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) masih menyelidiki dugaan persekongkolan para produsen besar minyak goreng dalam penetapan harga karena selama kurun waktu empat bulan lebih, lonjakan harga minyak goreng di dalam negeri melesat tanpa kendali.

Sejak dua bulan terakhir, minyak goreng juga berkontribusi besar terhadap inflasi. 

Masyarakat di Provinsi Lampung juga mengalami dampak serupa, hal itu tentu membuat masyarakat rela antre mengular berjam-jam untuk mendapatkan minyak goreng curah.

Menurut pantauan Medialampung.co.id, antrean mengular sepanjang 100 meter terlihat di salah satu toko yang menjual minyak goreng curah, jalan Banten Kelurahan Bakung, Kecamatan Telukbetung Barat Bandarlampung, Senin (14/2).

Tak hanya warga, antrean itu ternyata dipenuhi para pedagang makanan dan gorengan, masing-masing sudah menyiapkan uang untuk membeli satu karton minyak yang dibanderol Rp.168 ribu untuk 12 bungkus kemasan yang sebungkusnya berisi 900 ML.

"Saya sudah antri lebih dari dua jam ini sudah mau Magrib, mau beli minyak goreng Tawon harganya 168 ribu untuk satu dus," ujar salah satu pembeli Dini, kepada Medialampung.co.id, Senin (14/2)

Lantaran susahnya mencari minyak goreng sesuai harga yang dijanjikan pemerintah Rp14.000 per liter dimana telah digelontorkan duit subsidi Rp3,6 triliun untuk penyediaan minyak goreng, tetap banyak warga terutama ibu rumah tangga yang rela antre mendapatkan minyak dalam operasi pasar yang digelar sejumlah pihak.

Tak berbeda, di Kota Bandarlampung para warga yang ingin membeli rela baris satu persatu menunggu giliran dilayani di toko bahan sembako yang baru saja menurunkan minyak goreng tersebut 

Meroketnya harga minyak goreng di Indonesia ini jadi ironi, mengingat pasokan minyak sawit di Indonesia selalu melimpah. Di sisi lain, masyarakat dipaksa membeli minyak masak ini di harga impor. 

Namun belakangan, minyak goreng murah dalam program pemerintah tersebut sangat sulit didapatkan dan memunculkan masalah baru, yakni kelangkaan. 

Di ritel modern, rak yang berisi minyak goreng lebih sering kosong. Setali tiga uang, di pasar tradisional, pedagang tidak menjual minyak goreng Rp14.000 per liter.

Disisi lain, Samsudin salah satu warga yang ikut antre mengatakan bahwa pembelian minyak goreng di tempatnya dibatasi maksimal satu dus per orang. Namun, sebagian pelanggan tampak kembali membeli ke toko miliknya dalam waktu singkat.

"Kalau beli ya dijatah satu kardus, tapi gimana ya pak, sudah dijatah ya tetep aja bolak-balik kesini. Soalnya mau nyari lagi kan susah lagi nanti gak ada," keluhnya

Di jaringan minimarket, sejak beberapa pekan terakhir, sangat sulit menemukan minyak goreng program pemerintah. Bahkan, rak yang biasanya menampung minyak goreng, kini lebih sering kosong.

Penjual toko yang melayani pelanggan memang tidak diberlakukan syarat apapun untuk membeli minyak goreng. Samsudin mengaku hingga hari ini minyak goreng sulit dicari.

"Nggak ada syarat, gak disuruh bawa KTP atau apa lainnya, kita tinggal beli aja, sekarang mau beli aja susah mas padahal ada duitnya nyarinya susah minta ampun," tandasnya.(*/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: