Total 29 Warga Lambar Terjangkit DBD

Total 29 Warga Lambar Terjangkit DBD

LAMPUNG BARAT, MEDIALAMPUNG.CO.ID –  Periode Januari hingga Juni 2022 sebanyak 29 warga Kabupaten Lampung Barat,  terjangkit Demam berdarah Dengue (DBD). Dari jumlah tersebut paling banyak berasal dari Kecamatan  Balikbukit disusul Kecamatan Sukau.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lambar dr. Widyatmoko Kurniawan, Sp.B., melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Lambar Ira Permata Sari, S.Farm.Apt., mengungkapkan, untuk 29 kasus tersebut tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Balikbukit 13 kasus, Kecamatan Batuketulis empat kasus, Batubrak satu kasus, Buay Nyerupa delapan kasus, dan Sekincau tiga kasus. Sementara 10 kecamatan lainnya nihil kasus.

”Berdasarkan data yang berhasil kami himpun sejak Januari hingga Juni ada 29 kasus, dan sebagian besar  dari warga yang terjangkit DBD tersebut telah sembuh dan sempat menjalani perawatan di rumah sakit maupun puskesmas,” ungkap Ira.

Untuk kasus DBD tersebut, paling banyak terjadi pada bulan Januari dan pada bulan Februari mengalami penurunan, kemudian bulan April nihil kasus, lalu meningkatkan kembali pada bulan Mei dan Juni.

BACA JUGA:BTT di Lambar Terserap 78,93 Persen

”Pada bulan Juni  ini terjadi peningkatakan kasus DBD di Lambar, sehingga perlu diwaspadai bersama dan kami berharap masyarakat bisa melakukan upaya antisipasi dalam rangka meminimalisir berkembangnya nyamuk Aedes aegypti yang menjadi sumber virus dengue.

Dikatakannya, nyamuk Aedes aegypti biasa menggigit pada pagi hari sampai sore menjelang petang. Adapun gejala umum timbul empat hingga tujuh hari sejak gigitan nyamuk dan dapat berlangsung selama 10 hari.

"Gejala DBD antara lain demam tinggi mencapai 40 derajat celcius, nyeri kepala berat, nyeri pada sendi, otot, dan tulang. Kemudian nyeri pada bagian belakang mata, nafsu makan menurun, mual dan muntah, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam kemerahan sekitar dua hingga lima hari setelah demam, selain itu kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening dan pendarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit,” ujarnya.

Terusnya, masyarakat diimbau untuk terus menggiatkan kegiatan bersih-bersih di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Disampaikan Budi, keberhasilan

 

”Selain itu, masyarakat diminta tetap menjalankan  program Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan pola 3M plus. Yakni, Menguras tempat yang sering menjadi penampungan air, Menutup rapat tempat-tempat penampungan air dan Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), dan disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah. Plusnya atau kegiatan pendukung lainnya, adalah dengan bergotong royong untuk membersihkan lingkungan atau memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk,” pungkasnya. (nop) pencegahan kasus DBD harus didukung dengan kesadaran masyarakat dalam penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).(nop/mlo)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: