Camat Jatiagung Tak Tahu Motif Penolakan Pemakaman Jenazah Covid-19

Camat Jatiagung Tak Tahu Motif Penolakan Pemakaman Jenazah Covid-19

Medialampung.co.id - Terkait adanya aksi penolakan Jenazah Covid-19 yang akan dimakamkan di Komplek Bumi Perkemahan Pramuka KW RDA Lampung (Buperda), Desa Purwatani, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan.

Jhoni Irzal Camat Jati agung saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon mengaku mengetahui adanya aksi penolakan itu dari media sosial dan grup WhatsApp. Dirinya belum bisa memastikan secara pasti karena apa motif pemasangan banner penolakan tersebut.

"Saya sendiri belum tau apa motif warga memasang Banner seperti itu, saya juga belum turun ke lokasi, tapi informasinya yang memasang banner penolakan seperti itu dari perorangan. Kita juga  belum tahu siapa dan masyarakat yang mana. Kalau dia mengatasnamakan kelompok, setidaknya harus ada izin dari Polsek setempat," tuturnya.

Sementara, menyikapi penolakan tersebut, dirinya belum mengambil keputusan apapun, lantaran belum mendapat arahan langsung dari Pemda maupun Pemprov.

Menurutnya, lokasi tersebut memang melintasi Jatiagung, namun itu merupakan lahan Pemprov Lampung. 

“Kami sendiri ingin masyarakat memperoleh edukasi mengenai wabah Covid-19 ini agar masyarakat dapat ikut terlibat memutus mata rantai penyebarannya. Kalau masalah penolakan kita belum ada SOP. Jadi, saya akan koordinasi dulu dengan atasan,” tandasnya.

Sebelumnya, warga membenarkan jika ada aksi penolakan memakamkan jenazah pasien positif tertular Covid-19 di pemakaman Komplek Bumi Perkemahan Pramuka KW RDA Lampung (Buperda), Desa Purwatani, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan.

Dari informasi yang dihimpun, salah satu warga yang enggan menyebutkan namanya akhirnya mengungkapkan, penolakan tersebut diduga lantaran warga takut virus itu menyebar ke pemukiman warga. 

"Iya, saya sih tidak melihat siapa yang memasang, tapi kalau dari informasi warga takut kalau lokasi itu jadi pemakaman korban virus corona, virusnya nanti malah menyebar," kata pria setengah baya saat diwawancarai di warung kopi dekat komplek pemakaman tersebut, Sabtu (4/4).

Dia menyebutkan, banner yang berisikan penolakan itu, terpasang di sejumlah titik. "Memang kemarin itu saya lihat ada beberapa banner penolakan di tembok dekat lahan komplek bumi perkemahan. Setidaknya ada 4 titik," ujarnya. 

Saat Medialampung.co.id mencoba mendatangi empat titik lokasi pemasangan banner dimaksud pada Jumat (3/4) lalu, banner yang dimaksud sudah tidak ada.

"Saat saya kesini ada sebagian anggota dari kepolisian yang membubarkan massa dan kayanya langsung di lepas banner hari itu juga," bebernya. 

Pemasangan banner itu, tambahnya, mungkin lantaran ketidaktahuan warga dan ketakutan adanya penularan wabah virus corona.

"Ya, mungkin mereka yang memasang tidak mengetahui jelas gimana prosedur pemakaman orang yang terkena virus corona. Sehingga mereka khawatir," pungkasnya.(har/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: