Lampung Darurat Truk ODOL: Jerit Aspal Jalinsum Tak Didengar
Kondisi Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang kian hancur lantaran dilintasi kendaraan ODOL tanpa henti-Foto RLMG/Ary Suryanto-
BACA JUGA:Motor Matic Mendadak Terbakar, Satu Unit Damkar Balik Bukit Dikerahkan
Hasil investigasi Radar Lampung Media Group menunjukkan bahwa kerusakan ini diakibatkan oleh kendaraan ODOL, khususnya truk pengangkut batubara yang beroperasi nonstop.
Di Way Kanan, kerusakan diperparah dengan pembongkaran jalan oleh rekanan yang tak kunjung diselesaikan, menyebabkan kemacetan dan kecelakaan.
Kepala Dinas Perhubungan Way Kanan, Ketut Artike, mengakui kondisi ini namun lagi-lagi menegaskan bahwa penertiban adalah kewenangan pemerintah pusat.
"Sejak tahun 2003 sampai sekarang, Dinas Perhubungan Kabupaten Way Kanan belum pernah mendapatkan ajakan penertiban tersebut," keluhnya, menggambarkan betapa terisolirnya upaya mereka.
BACA JUGA:T-Money Bagi-Bagi Saldo DANA Gratis hingga Rp300.000, Begini Cara Dapatnya Tanpa Ribet
Kasatlantas Polres Way Kanan, AKP Asep Suhendi K., dengan tegas menyatakan bahwa pihaknya secara kontinu melakukan sosialisasi kepada sopir dan pengusaha angkutan.
Ia menekankan perlunya kerja sama semua pihak terkait, tidak hanya perusahaan angkutan, tetapi juga perusahaan-perusahaan yang produksinya diangkut. Namun, di Lampung Utara dan Lampung Tengah, kondisi jalan tak kalah memprihatinkan.
Retakan, gelombang, dan lubang menganga akibat truk Fuso bermuatan batubara yang melintas setiap malam telah menyebabkan tak terhitung kecelakaan tunggal.
Ridho Kurniawan (43), warga Desa Bumi Nabung, Abung Barat, menyaksikan sendiri bagaimana banyak pengendara motor terperosok. "Udah tidak terhitung," katanya, "Kebanyakan sepeda motor yang terjadi kecelakaan tunggal akibat kondisi jalan yang rusak."
BACA JUGA:Capai 42,7 Juta User, Aplikasi BRImo Jadi Super App Andalan Masyarakat Indonesia
Hermawan (51), warga Bukit Kemuning, tak habis pikir mengapa pemerintah dan aparat terkait seolah "tutup mata."
Ia bahkan merasakan getaran rumahnya saat konvoi truk batubara melintas di malam hari.
Di Desa Balangan dan Blambangan Pagar, kondisi serupa terjadi. Rano, warga sekitar, menceritakan bahwa perbaikan jalan saat Idul Fitri lalu tak bertahan lama, kembali rusak akibat muatan mobil batubara yang melebihi kapasitas.
"Meskipun ada perbaikan, tapi kalau mobil batubara masih melintasi, percuma Bang," ujarnya penuh keputusasaan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




