Tanggapi Maraknya Kasus Keracunan Program MBG, Istana Minta Maaf
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi. - Foto SETNEG RI--
MEDIALAMPUNG.CO.ID – Istana Kepresidenan menyampaikan permintaan maaf terkait sejumlah kasus keracunan makanan yang diduga berasal dari program pemerintah Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Program yang digagas untuk meningkatkan gizi masyarakat, khususnya anak sekolah, belakangan menuai sorotan setelah ratusan siswa di beberapa daerah mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan dari program tersebut.
Laporan terbaru menyebutkan ratusan siswa di Garut, Jawa Barat, serta Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, jatuh sakit setelah menyantap makanan MBG.
Di Garut, tercatat sebanyak 657 siswa menjadi korban, dan hingga 19 September, 10 orang masih menjalani perawatan medis.
BACA JUGA:5 Artis Ternama Lulusan Universitas Indonesia, Bukti Cerdas dan Berprestasi
Menanggapi kondisi tersebut, pihak Istana melalui Sekretaris Negara Pratikno dan Staf Khusus Presiden Prasetyo, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
“Atas nama pemerintah dan Badan Gizi Nasional, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Kasus ini sama sekali bukan hal yang kami harapkan maupun rencanakan,” ujar Prasetyo melalui keterangan resmi Sekretariat Negara.
Lebih lanjut, pemerintah menegaskan bahwa kasus keracunan ini menjadi perhatian serius. Badan Gizi Nasional (BGN) ditunjuk untuk memimpin evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG, termasuk memastikan standar pengolahan, distribusi, dan pengawasan makanan yang lebih ketat agar insiden serupa tidak terulang.
“Pemerintah berkomitmen memperbaiki mekanisme program ini agar ke depan bisa berjalan dengan lebih baik, aman, dan benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat,” tambah Prasetyo.
BACA JUGA:Bahlil Minta Shell Indonesia Tidak PHK Karyawan Imbas Stok BBM Menipis
Program Makanan Bergizi Gratis sendiri merupakan salah satu agenda prioritas pemerintah untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama anak-anak sekolah, dengan menyediakan makanan sehat yang dapat membantu pertumbuhan sekaligus mencegah stunting.
Namun, serangkaian kasus keracunan yang terjadi justru menimbulkan kekhawatiran publik mengenai efektivitas pengawasan program tersebut.
Saat ini, evaluasi menyeluruh tengah dilakukan dan pemerintah memastikan akan melibatkan berbagai pihak, mulai dari ahli gizi, tenaga kesehatan, hingga lembaga pengawas pangan, demi menjamin kualitas serta keamanan makanan yang disalurkan kepada masyarakat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





