Racun Tikus dan Bahaya Tersembunyinya bagi Kesehatan Manusia

Racun Tikus dan Bahaya Tersembunyinya bagi Kesehatan Manusia

Racun tikus merupakan bahan berbahaya yang dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan manusia jika terpapar, baik secara langsung maupun tidak langsung. - Foto freepik--

MEDIALAMPUNG.CO.IDRacun tikus masih menjadi pilihan utama banyak orang untuk mengendalikan hama pengerat di rumah, gudang, area pertanian, hingga lingkungan industri. 

Meski dinilai praktis dan ampuh, penggunaan racun tikus sebenarnya menyimpan ancaman serius bagi kesehatan manusia. Paparan racun ini dapat terjadi secara tidak disengaja dan berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan mulai dari ringan hingga mengancam nyawa.

Racun tikus mengandung senyawa kimia berbahaya yang dirancang untuk membunuh hewan pengerat. 

Namun, zat-zat tersebut tidak bersifat selektif, sehingga manusia juga dapat terkena dampaknya jika terpapar, baik melalui makanan, udara, kulit, maupun lingkungan yang terkontaminasi.

BACA JUGA:Pohon Tua Dibiarkan Akhirnya Makan Korban di Area Aktif Holiday In Lampung

Mengenal Beragam Jenis Racun Tikus dan Cara Kerjanya

Secara umum, racun tikus terdiri dari beberapa jenis dengan mekanisme kerja yang berbeda. Pemahaman terhadap jenis racun ini penting karena masing-masing memiliki risiko kesehatan yang berbeda pula.

Racun tikus jenis antikoagulan bekerja dengan menghambat proses pembekuan darah. 

Paparan racun ini dapat menyebabkan perdarahan internal yang sering kali tidak langsung disadari karena gejalanya muncul secara bertahap dalam beberapa hari.

BACA JUGA:Pasca Pengunduran Diri Dirut Bank Lampung, Indra Merviana Jadi Pejabat Sementara

Sementara itu, racun saraf atau neurotoksin menyerang sistem saraf pusat. Paparan zat ini dapat memicu gangguan koordinasi, kejang, hingga gangguan pernapasan yang berbahaya.

Jenis racun metabolik bekerja dengan merusak proses metabolisme sel tubuh. Akibatnya, organ-organ vital seperti hati, ginjal, dan jantung dapat mengalami kerusakan serius, terutama jika paparan terjadi berulang.

Adapun racun berbasis fosfida dapat menghasilkan gas beracun ketika bereaksi dengan cairan di dalam tubuh. 

Gas ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kegagalan organ dan kematian dalam waktu singkat jika tidak segera ditangani.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: