Cegah Kejang Saat Demam: Panduan Lengkap Orang Tua Menangani Demam pada Anak

Cegah Kejang Saat Demam: Panduan Lengkap Orang Tua Menangani Demam pada Anak

Pencegahan kejang saat demam pada anak membutuhkan langkah cepat dan tepat mulai dari pemantauan suhu, pemberian obat penurun panas, kompres hangat hingga menjaga kecukupan cairan tubuh. - Foto freepik--

BACA JUGA:Hari Jadi Reserse Polri Ke-78, Satreskrim Polres Lampura Gelar Baksos di Ponpes Al Hiro

Kompres air hangat membantu menurunkan suhu tubuh secara aman. Kompres dapat ditempatkan pada area seperti dahi, ketiak, atau leher. 

Penggunaan air dingin tidak disarankan karena dapat memicu menggigil dan meningkatkan suhu tubuh.

Asupan cairan harus tetap terjaga karena demam menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih cepat. 

Air putih, ASI, susu, sup hangat, atau oralit membantu mengembalikan cairan tubuh dan menstabilkan suhu. Minuman bersoda atau berpemanis berlebih sebaiknya dihindari.

BACA JUGA:Menguak Sejarah dan Arti Unik di Balik Nama ‘Turuk Bintul’

Pemilihan pakaian juga berpengaruh terhadap penurunan suhu. Pakaian tipis dan nyaman membantu pelepasan panas tubuh secara alami. 

Jika anak tampak aktif dan tidak menggigil, mandi dengan air hangat dapat membantu menurunkan panas secara perlahan. Namun air terlalu dingin dapat memicu respons tubuh terhadap dingin dan membuat suhu naik kembali.

Deteksi dini sangat penting dilakukan dengan memperhatikan perubahan perilaku seperti rewel, lemas, atau tubuh terasa lebih panas. Pemeriksaan suhu sejak awal mengurangi risiko lonjakan panas yang dapat memicu kejang.

Untuk anak yang memiliki riwayat kejang demam, dokter dapat memberikan obat antikejang khusus seperti diazepam rektal. 

Obat ini digunakan pada kondisi tertentu, misalnya ketika demam sangat tinggi atau kejang berlangsung lebih lama dari yang seharusnya. Penggunaannya harus mengikuti petunjuk medis.

BACA JUGA:Banjir di Bumi Hantatai Mulai Surut, Warga Diminta Tetap Siaga

Tanda-Tanda Anak Mungkin Akan Mengalami Kejang Demam

Beberapa gejala dapat menjadi sinyal peringatan bagi orang tua, seperti mata mendelik ke atas, tubuh menjadi kaku atau terjadi kejang berulang, anak tidak merespons panggilan, bibir tampak kebiruan, serta napas yang cepat atau tersengal. 

Ketika tanda-tanda ini muncul, orang tua harus tetap tenang dan melakukan tindakan awal.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: