Dietisien: Ahli Pola Makan dalam Penanganan Penyakit
Dietisien adalah tenaga profesional yang berfokus pada terapi gizi medis untuk membantu penanganan berbagai penyakit. - Foto freepik--
BACA JUGA:Ciri-Ciri Lambung Luka yang Perlu Diwaspadai
Dalam praktiknya, dietisien melakukan asuhan gizi terstandar melalui proses pengkajian, diagnosis, intervensi, dan evaluasi. Pengkajian dilakukan untuk mengetahui status gizi, riwayat makan, serta kondisi medis.
Diagnosis gizi menetapkan masalah yang harus ditangani, kemudian intervensi dilakukan melalui perencanaan diet dan strategi nutrisi. Evaluasi dilakukan untuk menyesuaikan rencana sesuai perkembangan pasien. Pendekatan sistematis ini memastikan terapi berjalan efektif dan aman.
Dietisien juga memberikan edukasi dan konsultasi nutrisi kepada pasien yang sering kebingungan mengatur makan di rumah.
Edukasi meliputi makanan yang aman dan perlu dihindari, cara membaca label kemasan, pembagian porsi, cara memasak rendah garam atau lemak, serta strategi kontrol diet jangka panjang. Edukasi ini membantu pasien menjalani pola makan sehat tanpa merasa terbebani.
BACA JUGA:Pentingnya Posyandu Lansia bagi Kesehatan dan Kualitas Hidup
Dalam pengelolaan berat badan, dietisien membantu merancang program yang aman bagi pasien dengan kondisi medis tertentu.
Pengaturan kalori, pemilihan menu seimbang, pola makan harian yang realistis, serta pembentukan kebiasaan hidup sehat menjadi fokus utama. Pendekatan ini lebih aman dibandingkan diet ekstrem yang justru berbahaya.
Dietisien juga menangani masalah nutrisi khusus seperti malnutrisi pada lansia atau pasien kronis, alergi makanan, intoleransi laktosa atau gluten, gangguan pencernaan seperti IBS, GERD, atau gastritis, serta kebutuhan khusus pasien pascaoperasi atau pasien kanker yang memerlukan diet tinggi energi dan protein.
Penyesuaian makanan dilakukan berdasarkan respons tubuh pasien.
BACA JUGA:Cara Kerja Aromatherapy Massage dan Khasiatnya untuk Kesehatan
Pengaturan Diet Berdasarkan Jenis Penyakit
Pada diabetes melitus, dietisien mengatur jumlah karbohidrat per porsi, memilih makanan dengan indeks glikemik rendah, mengombinasikan nutrisi antiinflamasi, serta membuat jadwal makan yang menjaga kestabilan gula darah.
Untuk penyakit jantung, diet difokuskan pada pengurangan lemak jenuh dan trans, peningkatan serat dari buah, sayur, dan biji-bijian, serta pemilihan sumber protein rendah lemak.
Pada hipertensi, dietisien menerapkan diet rendah garam, pola makan DASH, serta memberikan edukasi membaca kadar natrium pada makanan kemasan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




