Apakah Begadang Bisa Menurunkan Berat Badan? Berikut Penjelasannya
Dengan kombinasi gaya hidup sehat dan kualitas tidur yang baik, tubuh dapat bekerja lebih optimal dalam membakar lemak, menjaga energi dan mempertahankan berat badan ideal. - Foto freepik--
3. Begadang Meningkatkan Keinginan untuk Ngemil dan Makanan Tidak Sehat
Kurang tidur membuat otak mencari “bahan bakar cepat” untuk melawan rasa lelah. Akibatnya, keinginan untuk mengonsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak menjadi meningkat.
Beberapa studi menunjukkan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam per malam cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori dibandingkan mereka yang tidur cukup.
Ini karena sistem penghargaan di otak (dopamin) lebih aktif saat tubuh lelah, sehingga makanan lezat terasa lebih menggoda. Jadi, begadang justru membuat diet semakin sulit dikendalikan.
BACA JUGA:Buah Rendah Gula yang Cocok untuk Gaya Hidup Sehat
4. Kurang Tidur Menurunkan Energi dan Semangat Beraktivitas
Selain meningkatkan rasa lapar, begadang juga membuat tubuh terasa cepat lelah dan sulit fokus di siang hari. Rasa kantuk berlebihan dapat menurunkan motivasi untuk berolahraga atau sekadar bergerak aktif.
Padahal, aktivitas fisik sangat penting dalam proses pembakaran kalori dan penurunan berat badan.
Jadi, walaupun kamu “aktif” di malam hari saat begadang, kekurangan energi di siang hari bisa membuat total aktivitas harian justru menurun.
BACA JUGA:Berapa Lama Waktu Berjemur di Pagi Hari yang Dianjurkan
5. Berat Badan Turun Sementara? Hati-hati, Itu Bukan Lemak
Beberapa orang mungkin merasa berat badannya sedikit turun setelah beberapa malam begadang. Namun, perlu diingat bahwa penurunan tersebut biasanya hanya bersifat sementara dan umumnya disebabkan oleh hilangnya cairan tubuh atau massa otot, bukan lemak.
Dalam jangka panjang, pola tidur yang tidak teratur justru mengganggu keseimbangan hormon dan metabolisme, sehingga tubuh cenderung menyimpan lebih banyak lemak.
Dampaknya tidak hanya pada berat badan, tetapi juga kesehatan secara keseluruhan — termasuk meningkatnya risiko diabetes, tekanan darah tinggi, hingga penyakit jantung.
BACA JUGA:Jangan Salah! Ini Perbedaan IGD dan UGD di Rumah Sakit
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





