Kirana Larasati Pecahkan Batas Usia di Miss Universe Indonesia 2025

Kirana Larasati Pecahkan Batas Usia di Miss Universe Indonesia 2025

Kirana Larasati Tampil di Miss Universe Indonesia 2025. Foto Istimewa--

BACA JUGA:Gunung Gamalama, Pesona Alam dan Misteri di Ternate

Ada yang memilih untuk fokus mengasuh anak-anak mereka, ada yang tetap aktif berkarier, dan ada pula yang memulai sesuatu yang benar-benar baru di usia dewasa.

Semangat saling mendukung di antara mereka menjadi inspirasi besar bagi Kirana untuk memberanikan diri tampil sebagai kontestan Miss Universe Indonesia. 

Ia menegaskan bahwa memulai sesuatu di usia dewasa bukanlah hal aneh, melainkan sebuah bentuk keberanian dan pertumbuhan pribadi.

Menanggapi komentar publik soal usianya, Kirana dengan tegas mengatakan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan hal tersebut. 

BACA JUGA:Gaun Bola: Busana Adat Suku Rote yang Penuh Makna

Ia mengetahui bahwa dirinya adalah kontestan tertua dalam ajang Miss Universe Indonesia tahun ini, namun justru menganggap itu sebagai nilai lebih.

Menurut Kirana, tidak ada batasan usia dalam ajang ini. Begitu pula dengan status pekerjaan atau kehidupan pribadi. 

Semua perempuan, siapapun mereka, punya hak untuk tampil dan membawa suara mereka ke ruang publik.

Apabila ia nantinya terpilih sebagai pemenang dan mewakili Indonesia ke ajang Miss Universe internasional, ia pun siap menjadi kontestan dengan usia paling senior. 

BACA JUGA:Resep Bolu Tanpa Telur: Lembut, Hemat, dan Mudah Dibuat

Ia bahkan menganggap hal itu sebagai bentuk kebanggaan. “Bukan hanya soal penampilan, tapi juga pengalaman dan nilai yang saya bawa,” ungkapnya.

Tak sekadar tampil di panggung kecantikan, Kirana juga memiliki misi khusus dalam keikutsertaannya, yakni mengangkat isu kesejahteraan anak

Ia menyampaikan keprihatinannya terhadap banyaknya anak-anak di Indonesia yang hidup dalam kondisi kurang layak, baik dari segi pendidikan, kesehatan, maupun perlindungan hukum.

Menurutnya, membentuk anak-anak yang kuat dan sehat secara mental sejak dini jauh lebih mudah dibanding memperbaiki orang dewasa yang tumbuh dalam trauma. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: