BYD Bantah Tuduhan sebagai Evergrande-nya Industri Otomotif

BYD Bantah Tuduhan sebagai Evergrande-nya Industri Otomotif

BYD membantah keras tudingan yang menyamakannya dengan krisis Evergrande di industri properti-Foto BYD-

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Perusahaan otomotif terkemuka asal Tiongkok, BYD, secara tegas membantah tudingan yang menyamakan perusahaannya dengan Evergrande, raksasa properti yang tengah dililit krisis finansial besar. 

Tuduhan tersebut dianggap sebagai serangan tidak berdasar yang bertujuan merusak citra perusahaan.

Pernyataan keras itu disampaikan oleh Li Yunfei selaku General Manager Divisi Merek dan Hubungan Masyarakat BYD. 

Bahkan dia menyebut tudingan itu sebagai bagian dari “kampanye pencemaran nama baik yang jahat”, yang tidak memiliki dasar fakta dan justru dapat merugikan seluruh industri kendaraan energi baru (NEV) di Tiongkok.

BACA JUGA:Persaingan Harga Mobil China Makin Panas, Pemerintah Turun Tangan Redam Kekacauan Pasar

Kontroversi bermula dari komentar Wei Jianjun, Chairman dari Great Wall Motor, yang dalam wawancaranya dengan Sina Finance menyebut bahwa "Evergrande di industri otomotif sudah ada, hanya saja belum meledak." 

Pernyataan tersebut langsung memicu spekulasi luas di publik bahwa BYD adalah pihak yang dimaksud.

Tanpa menyebut nama BYD secara eksplisit tapi pernyataan itu cukup untuk mengundang perhatian berbagai analisis dan asumsi negatif sehingga pihak BYD merasa perlu memberikan klarifikasi secara terbuka ke publik.

Sebagai tanggapan, Li Yunfei memaparkan sejumlah data yang menunjukkan bahwa kondisi finansial BYD dan produsen otomotif utama lainnya di Tiongkok jauh dari kata bermasalah. 

BACA JUGA:Investasi Otomotif China Dorong Kemajuan Industri Kendaraan Indonesia

Bahkan, menurutnya, secara umum kesehatan finansial perusahaan otomotif domestik lebih baik dibandingkan banyak kompetitor global.

Li juga menolak keras anggapan bahwa ada produsen mobil di Tiongkok yang dapat disamakan dengan Evergrande, perusahaan properti yang dikenal karena gagal bayar utang dan menjadi simbol krisis sektor real estat di Tiongkok.

Lebih lanjut, Li menegaskan bahwa industri NEV Tiongkok justru tengah berada di puncak kejayaan. 

Saat ini, merek otomotif lokal menguasai lebih dari 60% pangsa pasar domestik, dan tingkat penetrasi kendaraan energi baru telah menembus angka 52%.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: