Persaingan Harga Mobil China Makin Panas, Pemerintah Turun Tangan Redam Kekacauan Pasar

Persaingan Harga Mobil China Makin Panas, Pemerintah Turun Tangan Redam Kekacauan Pasar

Perang harga mobil listrik China memuncak hingga Beijing turun tangan-Ilustrasi: Canva@Budi Setiawan-

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Akibat terjadinya perang harga antar produsen mobil di Tiongkok yang kian memanas sehingga menciptakan kekhawatiran mendalam di kalangan industri dan pemerintah setempat. 

Untuk meredam dampaknya, akhirnya pemerintah China terpaksa turun tangan dengan cara minta para pelaku industri otomotif menghentikan praktik persaingan tidak sehat yang dianggap mengancam keberlanjutan sektor tersebut.

Melansir Reuters pada Sabtu (31 Mei 2025), imbauan itu dikeluarkan setelah digelarnya diskusi intensif antara sejumlah pimpinan perusahaan otomotif, menyusul tren potongan harga besar-besaran yang terus berlanjut. 

Sejak awal 2023, persaingan di pasar otomotif terbesar di dunia ini semakin tidak terkendali, dan hingga kini belum ada tanda-tanda pelonggaran.

BACA JUGA:Investasi Otomotif China Dorong Kemajuan Industri Kendaraan Indonesia

Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) menyatakan akan bekerja sama dengan otoritas penegak hukum untuk mengawasi serta menindak pelaku industri yang menerapkan strategi penjualan ekstrem. 

Lewat akun resmi WeChat, kementerian menekankan bahwa “tidak ada pemenang dalam perang harga, terlebih jika mempertaruhkan masa depan industri secara keseluruhan.”

Langkah ini sekaligus menegaskan pentingnya melindungi konsumen dan memastikan pertumbuhan industri yang sehat dan berkelanjutan. 

Pemerintah ingin industri otomotif negeri itu fokus pada inovasi dan kualitas, bukan sekadar banting harga.

BACA JUGA:Krisis Dealer BYD di China: Ekspansi Agresif Picu Runtuhnya Puluhan Mitra Utama

Imbauan tersebut muncul tak lama setelah BYD—salah satu raksasa otomotif China—meluncurkan skema diskon besar-besaran untuk lebih dari 20 model kendaraan, termasuk penawaran tukar tambah dengan insentif dari pemerintah.

Strategi agresif ini segera memicu reaksi kompetitor seperti Geely dan Chery, yang ikut memberikan potongan harga dan insentif serupa demi mempertahankan pangsa pasar.

Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM) juga menyuarakan keprihatinan serupa. Mereka mengingatkan bahwa praktik seperti ini tidak hanya menekan margin keuntungan produsen, tetapi juga berisiko menurunkan efisiensi serta daya saing industri dalam jangka panjang. 

Dalam pernyataannya, CAAM mengungkapkan bahwa gejolak harga kembali memuncak setelah salah satu produsen besar—yang tidak disebutkan namanya—menawarkan diskon besar pada 23 Mei lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: