MEDIALAMPUNG.CO.ID – Es Dawet Mantingan merupakan minuman tradisional khas dari kawasan Mantingan, Kulon Progo, Yogyakarta.
Minuman ini dikenal karena keunikannya yang berbeda dari dawet atau cendol pada umumnya, baik dari bahan, rasa, hingga cara penyajiannya.
Popularitasnya telah bertahan lintas generasi dan kini menjadi bagian penting dari kuliner lokal, hadir dalam acara budaya, pasar tradisional, hingga menjadi buruan wisatawan kuliner.
Asal Usul dan Sejarah Singkat
Nama “Mantingan” berasal dari daerah di mana minuman ini pertama kali dibuat.
Masyarakat setempat telah meracik es dawet ini secara turun-temurun sebagai pelepas dahaga saat cuaca panas atau ketika bekerja di ladang.
Seiring berkembangnya waktu, minuman sederhana ini berubah menjadi ikon kuliner khas Kulon Progo dan banyak dijajakan di pasar tradisional maupun sentra wisata.
BACA JUGA:Bupati Lampung Barat Geram Nakes Live TikTok saat Jam Kerja
Keunikan dan Ciri Khas Es Dawet Mantingan
Ciri paling khas dari Es Dawet Mantingan terletak pada warna dawetnya yang merah muda. Warna alami ini diperoleh dari bahan tradisional seperti rosella, sehingga menghadirkan tampilan yang lebih menarik dibanding dawet hijau atau putih pada umumnya.
Tekstur dawet khas Mantingan juga menjadi kelebihannya. Campuran tepung beras dan tepung tapioka menghasilkan tekstur yang lembut namun tetap kenyal, sehingga nyaman dinikmati tanpa mudah hancur maupun terlalu keras.
Kuah santannya dimasak hingga matang sempurna untuk mengeluarkan aroma gurih yang kuat. Rasa santannya lebih kaya dibanding beberapa jenis cendol dari daerah lain yang cenderung memiliki kuah encer.
Paduan berikutnya hadir dari gula Jawa cair yang dimasak bersama daun pandan. Hasilnya adalah sirup gula merah yang wangi, tidak terlalu pekat, dan mempertegas cita rasa smoky alami yang menjadi ciri khas gula Jawa.
BACA JUGA:Banding Dikabulkan, Hukuman Nikita Mirzani Naik Jadi 6 Tahun Penjara dan Terbukti Lakukan TPPU