4. Alergi makanan dan intoleransi laktosa
Beberapa anak memiliki sistem pencernaan yang sensitif terhadap bahan tertentu seperti susu sapi, gluten, atau pewarna makanan.
5. Kebersihan yang kurang terjaga
Tidak mencuci tangan sebelum makan, jajan sembarangan, atau menggunakan peralatan makan yang kotor meningkatkan risiko infeksi saluran cerna.
BACA JUGA:Buah Rendah Gula yang Cocok untuk Gaya Hidup Sehat
Tanda dan Gejala Anak Mengalami Muntaber
Anak yang mengalami muntaber biasanya menunjukkan beberapa gejala khas. Orang tua perlu mengenali tanda-tanda berikut agar dapat segera memberikan pertolongan:
- Muntah berulang disertai diare cair
- Perut terasa sakit, kembung, atau berbunyi
- Anak tampak lemas, lesu, dan tidak bersemangat bermain
- Nafsu makan menurun drastis
- Bibir kering, mata cekung, dan kulit tampak pucat
- Jumlah urine menurun, atau anak tidak buang air kecil selama lebih dari enam jam
- Kadang disertai demam, bau feses menyengat, atau feses berwarna kehijauan
Jika gejala berlangsung lebih dari dua hari atau anak tampak semakin lemah, segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
BACA JUGA:Berapa Lama Waktu Berjemur di Pagi Hari yang Dianjurkan
Pilihan Obat Muntaber Anak yang Aman dan Efektif
Sebelum memberikan obat apa pun, pastikan kondisi anak tidak menunjukkan tanda dehidrasi berat atau syok.
Bila anak sangat lemas, tidak mau minum, atau muntah terus-menerus, segera bawa ke rumah sakit.
Berikut beberapa pilihan obat dan langkah perawatan yang terbukti aman serta efektif untuk membantu pemulihan anak dari muntaber:
BACA JUGA:Jangan Salah! Ini Perbedaan IGD dan UGD di Rumah Sakit
1. Oralit (Larutan Rehidrasi Oral)
Oralit merupakan obat utama untuk menangani muntaber karena berfungsi menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang akibat muntah dan diare. Oralit bisa dibeli di apotek atau dibuat sendiri di rumah dengan resep sederhana berikut:
- 1 gelas air matang (200 ml)
- ½ sendok teh garam
- 2 sendok teh gula