Jenis antihistamin non-sedatif seperti cetirizine, loratadine, atau fexofenadine bisa dikonsumsi satu kali sehari sesuai dosis yang disarankan dokter.
BACA JUGA:Anamnesis: Langkah Fundamental dalam Pemeriksaan Medis yang Tak Boleh Diabaikan
3. Gunakan Obat Tambahan Sesuai Rekomendasi Dokter
Jika antihistamin tidak cukup efektif, dokter mungkin akan meresepkan kortikosteroid oral, omalizumab (injeksi anti-IgE), atau obat lain yang membantu menekan reaksi sistem imun.
4. Lakukan Tes Sensitivitas terhadap Dingin
Untuk memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan tes es batu dengan menempelkan es pada kulit selama beberapa menit. Bila muncul bentol setelahnya, hasil ini menandakan bahwa pasien mengalami urtikaria dingin.
BACA JUGA:Karang Gigi Hitam: Penyebab, Bahaya, dan Cara Ampuh Menghilangkannya
5. Siapkan Penanganan Darurat
Penderita yang memiliki riwayat reaksi berat disarankan untuk membawa epinefrin auto-injector (EpiPen). Alat ini dapat digunakan segera saat muncul tanda-tanda anafilaksis seperti kesulitan bernapas atau pembengkakan wajah.
6. Perhatikan Gaya Hidup Sehat
- Perbanyak asupan air putih untuk menjaga kelembapan kulit.
- Hindari stres berlebihan karena stres dapat memperburuk reaksi alergi.
- Konsumsi makanan bergizi dan kaya antioksidan untuk menjaga daya tahan tubuh.
Tubuh yang sehat dan stabil secara imunologis akan lebih tahan terhadap rangsangan suhu ekstrem.