
MEDIALAMPUNG.CO.ID – Meski tahun ajaran telah memasuki masa libur, Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Upaya ini menjadi bentuk komitmen pemerintah dalam menjamin asupan gizi anak-anak usia sekolah, termasuk saat mereka sedang tidak berada di lingkungan pendidikan formal.
Distribusi MBG selama masa liburan tetap dilaksanakan selama enam hari dalam sepekan. Skema pengiriman dirancang secara sistematis agar anak-anak tetap mendapatkan makanan bergizi secara teratur.
Pada hari Senin dan Kamis, siswa menerima makanan siap santap. Sementara itu, pada hari-hari lainnya seperti Selasa, Rabu, Jumat, dan Sabtu, siswa mendapatkan makanan dalam bentuk kemasan.
BACA JUGA:Pusung Tagel: Ikon Kedewasaan dan Keanggunan Perempuan Bali
Untuk menjamin ketersediaan gizi harian, BGN merancang pola pengiriman ganda.
Misalnya, saat pengiriman makanan siap santap dilakukan pada Senin, siswa juga langsung menerima paket makanan kemasan untuk konsumsi pada Selasa dan Rabu.
Begitu pula pada hari Kamis, paket kemasan dikirimkan bersamaan untuk kebutuhan hari Jumat dan Sabtu.
Dengan pola tersebut, siswa tetap dapat mengakses asupan makanan sehat selama hampir seluruh hari dalam seminggu.
BACA JUGA:Strategi Cerdas Meraup Penghasilan dari Live TikTok untuk Konten Kreator Pemula
Jenis makanan yang dibagikan dalam bentuk kemasan terdiri dari bahan-bahan pokok bernutrisi seperti roti atau sumber karbohidrat lainnya, telur, susu, dan buah.
Seluruh makanan ini dikemas dalam kantong ramah lingkungan berbentuk tote bag yang dapat digunakan kembali, sebagai bagian dari langkah menjaga keberlanjutan dan pengurangan sampah plastik sekali pakai.
Program ini dirancang agar para siswa tetap mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang, sekaligus mendorong pola makan sehat dan kebiasaan berkelanjutan, meskipun tidak sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar secara langsung.
Dengan langkah ini, pemerintah tidak hanya berupaya menekan angka kekurangan gizi dan stunting, tetapi juga menunjukkan bahwa pendidikan gizi dan kesehatan anak tidak terputus oleh kalender akademik. (*)