Karaci: Warisan Bela Diri Khas Sumbawa yang Sarat Makna Budaya

Minggu 15-06-2025,21:10 WIB
Reporter : Romdani
Editor : Budi Setiawan
Karaci: Warisan Bela Diri Khas Sumbawa yang Sarat Makna Budaya

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Di tengah kekayaan budaya Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, terdapat sebuah seni bela diri tradisional yang unik dan penuh filosofi, yakni Karaci. 

Tradisi ini tidak hanya memperlihatkan ketangkasan fisik semata, tetapi juga menyimpan nilai-nilai keberanian, sportivitas, dan spiritualitas yang kental. 

Karaci adalah cerminan karakter masyarakat Sumbawa, khususnya suku Samawa, yang menjunjung tinggi kehormatan, keberanian, dan kekuatan batin.

 

BACA JUGA:Perujak: Tradisi Penguat Gigi dari Sumbawa yang Sarat Makna Budaya

Jejak Sejarah Karaci

Karaci telah dikenal sejak masa lampau, terutama ketika Kesultanan Sumbawa masih berdiri. Pada masa itu, permainan ini sering ditampilkan di lingkungan kerajaan. Fungsinya bukan hanya hiburan, tetapi juga menjadi ajang seleksi untuk para penjaga istana atau prajurit kerajaan yang dikenal dengan sebutan Balacucuk. 

Pemuda-pemuda yang tangguh dan berbakat akan menunjukkan kemampuan fisik mereka melalui Karaci, dan siapa yang unggul bisa direkrut sebagai bagian dari pasukan kerajaan.

Namun, meski Kesultanan Sumbawa telah lama berakhir, jejak tradisi ini masih hidup dan dijaga oleh masyarakat, khususnya di Desa Kakiang, Kecamatan Moyo Hilir. Di sana, Karaci tetap dilestarikan sebagai bagian dari upacara adat, kegiatan budaya, dan hiburan masyarakat.

BACA JUGA:Tari Periri Sesamungan: Merupakan Simbol Perdamaian dan Harmoni dari Nusa Tenggara Barat

Filosofi di Balik Pertarungan

Karaci tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai filosofis. Ia mengajarkan pentingnya kontrol diri, keberanian, dan hormat kepada lawan. Meskipun berbentuk pertarungan, Karaci bukan tentang menyakiti, tetapi tentang bagaimana mengendalikan kekuatan dan membuktikan kesiapan mental.

Sebelum pertandingan dimulai, para peserta biasanya akan saling melempar pantun sebagai bentuk tantangan dan adu kecerdasan. Pantun ini memperkuat kesan bahwa Karaci bukan hanya pertarungan fisik, tetapi juga adu kepiawaian berpikir dan keluwesan berbahasa. 

Musik tradisional seperti tiupan serune dan bunyi gong mengiringi jalannya pertandingan, menambah suasana sakral dan khidmat.

BACA JUGA:Batik Sasambo: Simbol Harmoni dari Tiga Etnis NTB

Kategori :