Finalisasi Perjanjian Dagang RI-Uni Eropa Makin Dekat, Ekspor Barang RI Bisa 0 Persen Tarif

Minggu 08-06-2025,18:00 WIB
Reporter : Rinto Arius
Editor : Budi Setiawan
Finalisasi Perjanjian Dagang RI-Uni Eropa Makin Dekat, Ekspor Barang RI Bisa 0 Persen Tarif

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Setelah sembilan tahun proses yang penuh dinamika, Indonesia dan Uni Eropa akhirnya berada di ambang finalisasi perjanjian dagang strategis bernama Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). 

Dalam kunjungan resmi ke Brussels pada awal Juni 2025, pemerintah Indonesia menegaskan bahwa seluruh elemen teknis utama telah dirampungkan oleh tim perunding di tingkat tinggi.

Perjanjian ini bukan hanya sekedar lembaran dokumen kerjasama dagang, melainkan langkah strategis untuk memperkuat daya saing Indonesia di pasar global. 

Pemerintah menilai bahwa IEU-CEPA membawa potensi besar untuk menurunkan hambatan perdagangan secara signifikan, sekaligus membuka pintu lebar bagi ekspor nasional ke pasar Eropa yang sangat kompetitif.

BACA JUGA:Tabrakan Dengan Avanza, Istri Pj Peratin Sukaraja Meninggal di Tempat

Salah satu manfaat paling mencolok dari perjanjian ini adalah penghapusan tarif impor. Dalam dua tahun pertama implementasi, sekitar 80% produk ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan menikmati tarif nol persen. 

Komoditas unggulan seperti alas kaki, tekstil, produk sawit, hasil perikanan, hingga kendaraan listrik akan menjadi penerima manfaat utama dari kebijakan ini.

Tak hanya itu, sektor energi terbarukan dan industri padat karya juga akan mendapatkan perlakuan preferensial. 

Hal ini sejalan dengan fokus Eropa pada isu keberlanjutan dan transisi energi, yang turut menjadi bagian penting dalam isi kesepakatan. 

BACA JUGA:Rp446 Triliun Digelontorkan Prabowo untuk 11 Program Andalan Ekonomi

Indonesia dan Uni Eropa telah sepakat mengedepankan prinsip perdagangan yang berkelanjutan (trade and sustainable growth), memberikan keuntungan baik bagi pelaku usaha nasional maupun mitra dari Eropa.

Selama proses negosiasi yang melibatkan 19 putaran utama dan berbagai dialog bilateral intensif, sejumlah isu sensitif seperti kandungan lokal (TKDN), sektor otomotif, mineral penting (critical minerals), serta fasilitas investasi juga berhasil dijembatani. 

Keduanya kini berada pada tahap harmonisasi akhir dan segera akan melaporkan hasil perundingan ini kepada Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa.

Bagi Indonesia, Uni Eropa merupakan mitra dagang terbesar kelima dengan nilai perdagangan mencapai USD 30,1 miliar pada 2024. 

BACA JUGA:Gubernur Lampung Hadiri IBI Run 2025, Dukung Penuh Peran Strategis Bidan

Kategori :