Yang menarik, kemampuan Homo sapiens untuk membangun jaringan sosial yang luas dan kompleks dianggap menjadi kunci bertahan hidup.
Dibandingkan dengan Neanderthal yang hidup dalam kelompok kecil, manusia modern memiliki kemampuan berkoordinasi dalam kelompok besar, berbagi sumber daya, serta menciptakan sistem sosial yang efisien untuk bertahan dalam lingkungan yang berubah-ubah.
Bukti fosil menunjukkan bahwa spesies manusia purba lainnya memiliki keterbatasan geografis dan jumlah populasi yang kecil.
Misalnya, Homo naledi hanya ditemukan di satu lokasi di Afrika Selatan, sementara Neanderthal yang hidup di kawasan Eurasia memiliki jumlah populasi yang jauh lebih sedikit dibanding Homo sapiens.
BACA JUGA:Pohon Bisa Jadi Detektor Alami Letusan Gunung Berapi
Faktor-faktor seperti keterbatasan genetika, ruang hidup yang sempit, dan kemampuan sosial yang minim membuat spesies lain rentan terhadap kepunahan, terlebih saat menghadapi perubahan iklim atau interaksi dengan spesies lain yang lebih adaptif.
Dengan keragaman genetik, adaptasi sosial, dan kemampuan berpikir abstrak yang lebih maju, Homo sapiens berhasil menjadi satu-satunya spesies manusia yang bertahan.
Penemuan-penemuan terbaru dari studi genom dan fosil terus memperkuat pemahaman kita bahwa proses bertahannya manusia modern adalah hasil dari banyak faktor kompleks yang terjadi selama ribuan tahun.