Ia mengapresiasi semangat para mahasiswa yang ingin memastikan bahwa pilkada berlangsung secara bersih dan bebas dari praktik politik uang.
“Kami mendukung penuh aspirasi mahasiswa ini,” ujar Fauzi. “Kami akan menindaklanjuti tuntutan ini dengan langkah-langkah yang diperlukan.”
Mahasiswa berharap agar aksi ini dapat menjadi momentum untuk menciptakan pilkada yang bersih dan demokratis.
Daffa, seorang mahasiswa dari Politeknik Negeri Lampung, menegaskan bahwa jika dalam waktu 3×24 jam tidak ada respons yang nyata dari pihak terkait, mereka akan terus melanjutkan aksi damai ini.
BACA JUGA:Nvidia dan IOH Kembangkan Merdeka Cloud untuk AI Indonesia
“Jika tidak ada komitmen konkret dalam waktu yang telah ditentukan, kami tidak akan berhenti di sini,” tegas Daffa.
Berdasarkan laporan dari Bawaslu RI, Lampung menempati peringkat kedua dalam Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) dengan skor 55,56.
Dari total 25.825 TPS di provinsi ini, sebanyak 19.805 TPS masuk dalam kategori rawan.
Kondisi ini menjadi alasan mengapa mahasiswa mendesak langkah-langkah konkret dari semua pihak yang terlibat dalam Pilkada 2024.