MEDIALAMPUNG.CO.ID - Ketegangan antara Iran dan Israel terus memanas, terutama setelah serangan besar-besaran yang dilancarkan oleh Iran pada 1 Oktober 2024.
Serangan ini melibatkan rudal balistik dan drone yang menargetkan pangkalan militer serta infrastruktur energi strategis Israel.
Di pihak lain, pada hari berikutnya, Israel merespons dengan serangan udara menggunakan drone, menghancurkan gudang senjata di pangkalan udara Rusia di Jableh, Suriah.
Israel mengklaim langkah ini untuk memutus rantai pasokan senjata bagi Iran dan sekutunya.
Di balik ketegangan ini, terdapat sebuah ancaman yang jarang diakui secara terbuka oleh Israel, namun sangat menakutkan: Opsi Samson.
Ancaman ini berkaitan erat dengan strategi nuklir Israel, yang menurut banyak analis, memiliki potensi untuk mengubah wajah konflik Timur Tengah, bahkan dunia.
Apa itu Opsi Samson? mengapa konsep ini begitu menakutkan, dan bagaimana dampaknya terhadap geopolitik global.
Apa Itu Opsi Samson?
Opsi Samson mengacu pada strategi militer Israel yang berakar pada penggunaan senjata nuklir sebagai langkah terakhir jika eksistensi negara tersebut terancam.
Konsep ini berasal dari kisah Samson dalam Kitab Hakim-Hakim di Alkitab, yang memilih menghancurkan dirinya sendiri dan musuh-musuhnya daripada menyerah.
Dalam konteks modern, Opsi Samson merupakan ancaman Israel untuk menggunakan kekuatan nuklirnya jika mereka merasa berada di ambang kehancuran.
Meskipun Israel tidak pernah secara terbuka mengakui kepemilikan senjata nuklir, banyak pihak percaya bahwa negara ini memiliki persenjataan nuklir yang besar, tersebar di berbagai lokasi strategis.
Wartawan investigatif Seymour Hersh mengungkapkan dalam bukunya, The Samson Option: Israel's Nuclear Arsenal and American Foreign Policy (1991), bahwa Israel memiliki ratusan hulu ledak nuklir yang tersebar di darat, laut, dan udara.
Senjata ini bukan hanya alat pertahanan, tetapi juga ancaman strategis yang menjaga musuh-musuh Israel tetap waspada.