Tingkat pengangguran yang tinggi, terutama di kalangan pemuda, menjadi penyebab lain dari kemiskinan.
Di Indonesia, banyak lulusan sekolah maupun perguruan tinggi yang kesulitan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kualifikasi mereka.
Hal ini diperparah dengan terbatasnya lapangan pekerjaan di sektor formal.
Sektor informal seringkali menjadi pilihan, tetapi pekerjaan di sektor ini cenderung tidak memberikan jaminan sosial maupun penghasilan yang layak, sehingga tetap memperkuat kemiskinan.
4. Infrastruktur yang Tidak Merata
Pembangunan infrastruktur di Indonesia cenderung terfokus pada wilayah perkotaan atau kawasan yang sudah berkembang.
Hal ini membuat banyak wilayah pedesaan tertinggal dalam hal akses terhadap transportasi, air bersih, listrik, dan fasilitas kesehatan.
Infrastruktur yang buruk membuat warga di daerah-daerah terpencil sulit untuk mendapatkan akses ke pasar, layanan kesehatan, atau pendidikan yang berkualitas, yang semuanya berkontribusi pada kemiskinan.
5. Korupsi dan Kebijakan yang Tidak Efektif
Korupsi yang meluas di berbagai tingkatan pemerintahan menjadi salah satu biang kerok utama yang memperlambat upaya pengentasan kemiskinan.
Dana yang seharusnya digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat sering kali bocor atau diselewengkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, kebijakan pemerintah yang tidak efektif atau tidak tepat sasaran juga memperburuk kondisi ini.
Program-program bantuan sosial, misalnya, sering kali tidak sampai kepada mereka yang benar-benar membutuhkan karena sistem distribusi yang buruk atau adanya praktik nepotisme.
6. Pertumbuhan Penduduk yang Tidak Seimbang
Laju pertumbuhan penduduk yang cepat tanpa diimbangi dengan peningkatan ekonomi yang merata juga menjadi faktor yang memperparah kemiskinan di Indonesia.
Dengan populasi yang terus bertambah, kebutuhan akan lapangan kerja, tempat tinggal, dan layanan dasar lainnya semakin meningkat.