Pihaknya juga telah memiliki kajian risiko bencana dan data-data tersebut menjadi acuan dalam menentukan langkah antisipasi yang tepat untuk daerah-daerah yang lebih rentan terhadap kekeringan harus lebih waspada dan aktif dalam menyiapkan mitigasi yang diperlukan.
BACA JUGA:Ribuan Pendukung Hadiri Deklarasi RMD-JIHAN Sebelum Mendaftar ke KPU
BACA JUGA:Daftar Pilkada Pringsewu, Adi Erlansyah-Gus Hasbullah Jalani Tes Kesehatan di RSUDAM
Ia juga menekankan bahwa penanganan bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan. Pendekatan multistakeholder sangat penting, terutama dalam hal penyediaan bantuan untuk sektor pertanian yang terdampak kekeringan.
Kemudian mengarahkan agar masyarakat memeriksa ketersediaan asuransi pertanian melalui Dinas Pertanian bagi lahan yang berpotensi mengalami gagal panen akibat bencana.
"Saat ini, meskipun cuaca masih dalam kondisi normal, tanda-tanda musim kemarau mulai terasa, ini baru permulaan dari sebuah lari maraton yang panjang. Kami memprediksi puncak musim kemarau terjadi pada Januari-Februari mendatang. Oleh karena itu, kita harus siap menghadapi kondisi yang mungkin akan semakin sulit dalam beberapa bulan ke depan," pungkasnya.