LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Dengan berlangsungnya musim kemarau yang telah terjadi lebih kurang satu bulan ini, mulai berimbas pada berkurangnya debit air di beberapa areal persawahan, Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) yang sebagian usia tanam padi masuk masa penyiangan.
Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kebun Tebu Yazit, S.P., menyampaikan, meskipun pengaruh kemarau debit air dari sungai besai, mulai mengecil.
Namun belum mengganggu pertumbuhan padi terutama untuk areal yang telah melakukan penanaman.
Dijelaskan Yazid pada musim tanam musim panas (gadu) ini tidak serentak, hal itu karena bersamaan dengan masa panen kopi.
BACA JUGA:Akhirnya! DPR Setujui PKPU Pilkada Untuk Ikuti Putusan MK
"Karena sedang panen kopi, sebagian ada yang telah melakukan penanaman telah masuk masa penyiangan, ada yang tengah tahap penanaman dan ada yang sedang pengolahan lahan," sebutnya.
Yazid menyebutkan, jika musim kemarau masih berlangsung telah dilakukan solusi untuk ketersediaan kebutuhan air lahan dengan cara penyedotan menggunakan mesin pompa.
Dan karena tidak semua petani memiliki mesin pompa, maka pihak BPP sudah menginformasikan kepada petani melalui Kelompok Tani (Poktan) maupun Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk memberikan laporan, sehingga Koordinator Penyuluh (Korluh) dapat memfasilitasi pinjaman kepada poktan yang memiliki mesin pompa.
"Karena luasnya areal sawah di Kecamatan Kebun Tebu yakni diatas 700-an hektar, pasti kemarau akan mempengaruhi untuk ketersediaan air sebab sumber utamanya adalah sungai besai," katanya.
BACA JUGA:Antisipasi Gangguan Kamtibmas, Polres Lampung Barat Gelar Patroli Skala Besar
"Tetapi karena belajar dari pengalaman serta telah adanya kesiapan petani maupun petugas dalam menyiasati kondisi tersebut. Cara untuk kebutuhan air areal sawahan tetap terpenuhi yakni dengan melakukan penyedotan, dan agar supaya tersebut dapat merata dilaksanakan maka BPP akan berperan dapat akan berperan dengan memfasilitasi peminjaman kepada petani maupun kelompok yang dan ini telah menjadi mesin sedot baik diperoleh dari bantuan pemerintah maupun kepemilikan pribadi," ungkapnya.
Oleh karena itu Yazid meminta kepada masyarakat tani untuk tidak sungkan menginformasikan ataupun berkoordinasi dengan petugas. Dalamnya menyiasati ketersediaan air lahan tersebut.