LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Cuaca cerah dan bunga kopi yang semerbak kembali memberikan harapan baik bagi masyarakat Kabupaten Lampung Barat terutama para petani kopi.
Pasalnya, dengan kondisi cuaca yang cenderung panas memberikan dampak baik pada perkebunan kopi.
Kondisi ini dapat mengurangi runtuhnya bunga yang menjadi bakal buah kopi. Meskipun juga memiliki resiko bunga mengering jika kondisi panas terlalu tinggi.
Sahroni, salah satu warga Kelurahan Sekincau, menyebutkan, meningkatnya buah kopi musim ini salah satu pendukungnya musim kemarau yang terjadi selama beberapa bulan pada tahun kemarin.
BACA JUGA:Hore!! Pemkab Lampung Utara Segera Buka Rekrutmen CPNS 2024
BACA JUGA:Polsek Sekincau Limpahkan Kasus Pencurian Kepada Kejaksaan Negeri Lampung Barat
Sehingga, kata dia, jika suasana panas ini dapat berlangsung pada masa pembungaan hingga pembentukan buah. Tidak menutup kemungkinan pada musim panen tahun depan hasilnya akan lebih baik lagi.
"Cuaca saat ini cukup stabil dan sangat memberikan dampak baik terhadap perkebunan kopi meskipun ini bukan kategori kemarau namun cenderung tidak terlalu tinggi intensitas hujan dan di beberapa wilayah sudah mulai terjadi munculnya kembang kopi," katanya.
Syahroni, juga menyampaikan selain harapan dukungan cuaca upaya yang lain yang perlu dilakukan petani adalah dalam pemeliharaan dan perawatan seperti perbaikan batang pasca panen dan penggunaan pupuk yang tepat.
Oleh karena itu Saroni berharap selain buah kopi akan semakin baik juga dukungan harga jual mampu terulang seperti yang sedang terjadi saat ini yang masih di angka Rp60.000 per kg.
BACA JUGA:Gas LPG Makin Langka dan Mahal, Polres Lampung Barat Diminta Usut Penyebabnya
BACA JUGA:168 Kepala Desa di Lampung Utara Hadiri Sosialisasi Peran BPK dan DPR dalam Pengawasan Dana Desa
"Suasana ini dan dukungan cuaca seperti ini menjadi penyemangat bagi kami para petani dalam pengolahan areal perkebunan semoga kondisi baik ini akan terus berlangsung di musim depan dan di tahun-tahun berikutnya, agar ekonomi masyarakat tani mampu mengimbangi dengan tingginya harga sembako ataupun jenis kebutuhan rumah tangga lainnya," ujar dia.
Dia juga mengulas kendala yang terjadi pada musim raya kopi tahun ini yakni berkurangnya tenaga harian lantaran mayoritas petani kopi fokus dalam pengolahan lahan masing-masing.
Hal tersebut juga menjadi persiapan bagi petani menghadapi musim tahun depan.