"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah SWT adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
Tidak hanya anjuran amal shaleh dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, dalam hadist dijelaskan di bulan-bulan haram termasuk bulan Rajab, kaum muslimin dilarang berbuat kezaliman dan memerangi segala bentuk kemusyrikan.
"Silahkan yang ingin meningkatkan puasa, yang sudah terbiasa Senin Kamis, puasa Ayyamul Bidh kemudian ditingkatkan dengan puasa Daudnya, boleh," jelas Ustadz Adi Hidayat.
Umat Islam juga dianjurkan mengerjakan amal shaleh lainnya, memperbanyak dzikir, shalawat, dan bersedekah.
BACA JUGA:Ustadz Adi Hidayat Usulkan Format Debat Capres-Cawapres
"Allah SWT mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram (bulan yang dimuliakan). Jika berbuat dosa di bulan tersebut, dosanya lebih besar dibandingkan bulan lainnya. Sebaliknya bila melakukan amal saleh, maka akan diperoleh pahala yang berlipat-lipat," papar Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat menyayangkan adanya penyebarluasan hadits hoax meskipun isinya mengajak untuk kebaikan.
Hal ini sering terjadi menjelang bulan Rajab.
Ditegaskannya, seseorang yang mengajak berbuat kebaikan dengan mengutarakan kalimat-kalimat yang berasal dari hadist tetapi sebenarnya tidak ada dalam hadist atau hadist palsu maka orang itu mendapatkan dosa atas perbuatannya.
BACA JUGA:Ketika Cobaan Hidup Terasa Berat, Nasehat Ustadz Adi Hidayat Lakukan Hal Ini
"Itu tidak boleh, dosa hukumnya meskipun mengajak pada kebaikan tetapi dengan cara yang salah. Di bulan Rajab seringkali muncul kalimat yang dikira hadist padahal bukan hadits. Siapa yang puasa 1 hari di bulan Rajab pahalanya sekian, 2 hari pahalanya sekian, 7 hari dibukakan pintu surga, 8 hari ditutup pintu neraka, itu bukan hadits palsu, tapi palsu banget," ujar Ustadz Adi Hidayat.
Hal-hal demikian tidak ditemukan dalam hadits manapun, yang dengan kalimat berisi anjuran namun tidak perlu menggunakan hadits yang salah.
Hadist yang benar itu anjuran puasa di bulan-bulan haram, tak hanya di bulan Rajab.*