Tradisi Tatikolan Adat Lampung Masih Terjaga di Tengah Kemajuan Zaman

Sabtu 08-07-2023,19:08 WIB
Reporter : Rinto Arius
Editor : Budi Setiawan

LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Meskipun sekarang ini merupakan zaman modern, namun tidak mengikis warisan tradisi adat budaya, salah satunya tradisi Tatikolan atau memotong hewan oleh masyarakat ketika ada salah satu kepala keluarga melaksanakan pesta (nayuh).

Tradisi itu sebagai bentuk sumbangsih, menjalin silaturahmi antar warga dalam satu pemukiman (pekon). 

Dalam acara tatikolan sendiri, yang dikerjakan warga memotong bakal lauk pauk berjenis hewani baik berkaki empat seperti sapi dan kambing maupun berkaki dua seperti ayam dan ikan, yang dipersiapkan sohibul hajat.

Setelah dibersihkan, daging diserahkan kepada ibu-ibu yang juga tergabung dari warga pekon untuk kemudian diolah menjadi berbagai masakan.

BACA JUGA:Puncak Festival Krakatau 2023 Sepi Pengunjung

Dalam tradisi tatikolan tersebut ada satu hal yang menariknya, dimana masyarakat yang datang tidak harus diundang oleh yang punya hajat, melainkan saat mengetahui akan ada pesta, H-1 acara sudah mengetahui jika ada tatikolan itu. 

Hendri Aprizal salah satu pelaku adat di Pekon Bedudu, Kecamatan Belalau, menyampaikan, tatikolan sendiri merupakan rangkaian dari pesta adat lampung. 

Hal itu dilakukan sebagai bentuk kekompakan dan kebersamaan, atau bahasa Lampungnya, 'seangkonan, sekahutan'.

"Melalui tradisi tatikolan, warga juga dapat saling bersua, bercengkrama, satu dengan lainnya dan saling bertukar cerita dari kesibukan diantara warga," kata Hendri.

BACA JUGA:Hari Pertama Pelaksanaan KSM Berlangsung Lancar

Pada kesempatan itu Hendri memberikan poin lebih, dalam bermasyarakat di kampung. 

Dimana dalam keseharian, meski memiliki aktivitas dan kesibukan kerja namun ketika adanya  acara adat secara otomatis juga warga membagi waktu untuk dapat mengikuti rangkaian adat budaya tersebut. 

Sehingga jalin komunikasi antara satu dengan lainnya berjalan secara kontinyu.*

Kategori :