Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Lampung H. Rahmat Mirzani Djausal mengatakan, Pancasila merupakan idelogi final berbangsa dan bernegara yang tak perlu diperdebatkan lagi. Bangsa ini Indonesia, kata dia, tinggal mengawal pengamalannya agar cita-cita ideologi negara itu terwujud.
Menurut Mirza, sapaan akrabnya, perdebatan soal Pancasila hanya akan membuat bangsa Indonesia mundur dan takkan pernah mewujudkan apa yang dicita-citakan lima sila dalam Pancasila.
“Kini saatnya kita semua mengawal pengamalannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apakah ideologi Pancasila itu sudah benar-benar tercermin dalam berbagai kebijakan pembangunan,” kata Mirza di Bandar Lampung, Rabu (31/5/2023).
Hal itu dia sampaikan terkait Hari Lahir Pancasila 2023 yang diperingati setiap 1 Juni dan pada 2023 ini jatuh pada Kamis (1/6/2023). Hari Lahir Pancasila ditetapkan berdasarkan surat Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila.
Menurut Mirza yang juga Anggota DPRD Provinsi Lampung itu, tolak ukur keberhasilan Pancasila, jika lima sila tersebut tercermin dalam berbagai kebijakan pembangunan dan sendi kehidupan masyarakat. Menurut Mirza, kehadiran Pancasila sangat dibutuhkan di tengah kemajemukan bangsa Indonesia.
“Ideologi Pancasila ini lahir dari kemajemukan bangsa Indonesia, agar seluruh kepentingan bangsa dapat terwakili oleh Pancasila. Oleh karena itu, jika ada yang masih memperdebatkannya berarti secara tidak langsung menggoyang kebhinekaan yang bisa meruntuhkan bangsa ini,” kata Mirza yang juga mantan Ketua Umum HImpunan Pengusaha Muda (Hipmi) Provinsi Lampung itu.
Butir-butir Pancasila, kata dia, yang merajut kemajemukan dan perbedaan beribu suku dari Sabang sampai Merauke di Nusantara. Dengan butir-butir Pancasila itulah orang Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua memiliki idelogi dan identitas yang sama. Sehingga memiliki persatuan yang kuat dan masih bisa bersatu hingga kini.
Peran Pancasila sebagai pemersatu bangsa, menurut Mirza, makin dibutuhkan tatkala Indonesia kini memasuki tahun politik. Dia menyadari bakal banyak gesekan kepentingan muncul akibat persaingan merebut suara pemilih dan memenangkan kandidat presiden yang diusung masing-masing partai.