Hal ini diungkapkan Rizaldi Boer dari Pusat Pengelolaan Risiko dan Peluang Iklim Institut Pertanian Bogor (IPB).
Menurutnya, ini membuka peluang percepatan tanam dan perluasan area tanam padi. Baik untuk lahan sawah irigasi, tadah hujan maupun ladang.
Namun ia menegaskan harus ada pembinaan terhadap petani terkait metode pengeringan dan penyimpanan benih.
Sebab ketika La Nina dating, curah hujan tinggi yang dapat mempengaruhi kualitas benih.
BACA JUGA:KPK Jadwalkan Hari Ini Klarifikasi Harta Janggal Kadis Kesehatan Lampung
Sementara itu untuk mengantisipasi dampak buruk yang ditimbulkan La Nina, Kementerian Pertanian mengambil sejumlah langkah.
Diantaranya melakukan pemetaan wilayah rawan banjir, sistem peringatan dini dan rutin memantau informasi BMKG.
Lalu membentuk brigade La Nina, gerakan pompanisasi, penggunaan benih tahan genangan, asuransi usaha tani, serta bantuan benih gratis terdampak fuso dan alat pengering.*