TERGANGGU lagi. Kegembiraan kita masih harus tertunda tahun ini - -gara-gara Irjenpol Ferdy Sambo dengan peristiwa Duren Tiganya.
Dua tahun terakhir perayaan kemerdekaan tenggelam oleh pandemi Covid. Kali ini tenggelam oleh gemuruh cinta segi tiga, segi empat, atau bahkan tidak bersegi sama sekali. Merdeka! Peristiwa besar sering bisa melahirkan perubahan besar. Kalau mau. Kalau bisa. TNI sudah membuktikan di awal reformasi: berubah. Besar sekali. Sakit sekali. Tapi bisa. Sukses. Kembali ke barak. Tanpa gejolak politik yang besar. Adakah peristiwa besar yang sampai menenggelamkan perayaan kemerdekaan ini melahirkan perubahan besar? Merdeka! Polisi sudah dipisah dari TNI. Agar tidak lagi jadi adik bungsu setelah TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. Kegagalan Polri mereformasi diri bisa menimbulkan dampak yang dalam. Misalnya soal penempatan personel Polri yang bisa ke mana saja –termasuk ke jabatan politik itu. Polri yang kini berada langsung di bawah presiden ternyata masih banyak sisi negatifnya. Polisi yang netral masih sulit diharap. Bahkan bisa menular. Kini mulai disuarakan perlunya TNI bisa mendapatkan penugasan sefleksibel Polri. Yang menyuarakan itu bukan orang Duren Satu atau Dua. Yang bicara ini Jenderal Luhut B. Pandjaitan, menko yang terbanyak mendapat penugasan di luar bidangnya. "Saya sudah lama mengusulkan perubahan Undang-Undang TNI," ujar Luhut di Sentul, 5 Agustus lalu. Yakni UU Nomor 34 Tahun 2004. "Yakni sejak saya menjabat Menko Polhukam," tambahnya. Luhut ingin anggota TNI bisa ditugaskan di kementerian. Atau lembaga negara lain. Tentu atas permintaan dari institusi tersebut. Juga harus mendapat persetujuan Presiden. Luhut melihat sekarang ini begitu banyak bintang di lingkungan TNI. Kalau mereka bisa ditugaskan di kementerian atau lembaga, TNI akan sangat efisien. "Yang perlu dijaga, jangan sampai sesama bintang berkelahi untuk mendapat penugasan itu," katanya. Luhut memberi contoh di Kemenko yang ia pimpin. "Saya tidak bisa mendapat bantuan tenaga dari TNI. Yang bisa dari Polri," katanya. Polri bisa ditempatkan di mana-mana. Bahkan termasuk di perhubungan –yang di zaman dulu identik dengan ''jatah'' TNI-AL atau TNI-AU. Kalau penempatan seperti itu dimungkinkan maka tidak semua perwira tinggi berebut menjadi KSAD. "Di luar negeri perwira militer bisa ke mana saja," katanya. Tidak ada nada cemburu di pernyataan Luhut. Atau ada. Tergantung yang siapa yang merasakan. Merdeka! Di kalangan TNI, dulu, ada kelompok yang disebut ''kelompok intelektual-profesional''. Begitu banyak jenderal yang membahas secara kritis dwifungsi ABRI. Kelompok ini terus menyuarakan sisi-sisi negatif dwifungsi ABRI. Terutama dalam pembangunan bangsa yang kuat. Perjuangan kelompok ini bisa dikatakan berhasil. Tentara berhasil mengubah dirinya. Dengan berbagai pengorbanan kenikmatan fasilitas yang menggiurkan. Merdeka! Peristiwa Duren Tiga, yang dilanjutkan ke Kelapa Dua, telah menimbulkan begitu banyak sorotan. Begitu kompak opini di masyarakat. Inilah untuk kali pertama cebong dan kampret bisa bersatu. Satu suara: mengecam Ferdy Sambo, perbuatannya, lembaga yang ia pimpin, dan terutama Satgassus itu. Itulah satu-satunya sisi positif Ferdy Sambo: mempersatukan kampret dan cebong. Merdeka! Tentu banyak juga intelektual profesional di tubuh Polri. Yakni mereka yang menginginkan Polri yang ideal. Hanya saja mereka belum terlihat oleh publik. Dulu publik bisa dengan mudah menyebut 15 jenderal TNI-AD yang tergolong intelektual-profesional. Padahal itu di zaman pemerintahan otoriter. Intelektualitas bisa berkembang begitu hebat di tengah militer itu sendiri. Mungkin banyak juga perwira Polri yang kritis, rajin melakukan otokritik, dan menginginkan perubahan. Saya tidak tahu apakah mereka punya kelompok yang kuat seperti di TNI-AD di zaman Orba. Kalau tidak maka momentum sebesar Ferdy Sambo pun akan lewat begitu saja. Merdeka! Sampai akhir Agustus ini kelihatannya kita belum bisa merdeka dari heboh Duren Tiga. Merdeka! (Dahlan Iskan) Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar di http://disway.id/ . Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.Gangguan Kesenangan
Rabu 17-08-2022,04:10 WIB
Tags : #ferdy sambo
#dahlan iskan
Kategori :
Terkait
Rabu 10-12-2025,18:41 WIB
JMSI Usulkan Dahlan Iskan Raih Anugerah Dewan Pers 2025 Spirit Media Baru
Jumat 17-10-2025,09:14 WIB
Disway Awards 2025 Apresiasi 520 Brand Nasional Paling Kredibel
Rabu 13-08-2025,16:35 WIB
PKPU Ditolak, Dahlan Iskan Tempuh Gugatan Perdata dan Judicial Review
Rabu 30-07-2025,16:52 WIB
Drama Hukum Tabloid Nyata, Nany Widjaja dan Dahlan Iskan Ajukan Bukti Tambahan
Rabu 16-07-2025,18:32 WIB
Ketika Media Menggugat Dirinya Sendiri
Terpopuler
Jumat 26-12-2025,21:34 WIB
Budaya Pura Luhur di Gunung Kukus: Jejak Spiritualitas dan Kearifan Lokal yang Terjaga
Sabtu 27-12-2025,00:27 WIB
Pinjam Uang Lewat DANA Premium Jadi Solusi Cepat, Ini Cara Aman dan Resminya
Jumat 26-12-2025,21:05 WIB
Pemkab Lampung Barat Siapkan Rumah Singgah Pasien di Bandar Lampung
Jumat 26-12-2025,21:10 WIB
Usai Unggah Permintaan Maaf, Foto Ridwan Kamil dan Aura Kasih di Italia Jadi Sorotan
Jumat 26-12-2025,21:48 WIB
KUR BRI 2025 Masih Jadi Pilihan Utama UMKM, Ini Gambaran Angsuran dan Strategi Memilih Tenor
Terkini
Sabtu 27-12-2025,18:38 WIB
Polisi Ungkap Pelaku Maling Sapi di Ketapang
Sabtu 27-12-2025,18:01 WIB
DANA Kaget Kembali Jadi Perbincangan Menjelang Akhir Pekan, Ini Fakta Terbaru dan Panduan Aman
Sabtu 27-12-2025,16:49 WIB
Eksotis dan Sepi, Pantai Pintasan Tawarkan Lanskap Batu Hitam Lampung
Sabtu 27-12-2025,16:44 WIB
Danau Bekri, Ruang Sunyi di Lampung Tengah yang Menyimpan Pesona Alami
Sabtu 27-12-2025,16:38 WIB