Kusnardi Minta Kembangkan Pembinaan Guna Tingkatkan Nilai Jual Damar

Kamis 02-12-2021,18:19 WIB
Editor : Budi Setiyawan

Medialampung.co.id - Gubernur Lampung diwakili Plt. Asisten perekonomian dan Pembangunan, Kusnardi menghadiri acara Seminar Nasional Repong Damar dengan tema "Pengelolaan Hutan Lestari Berbasis Kearifan Lokal" yang selenggarakan di Gedung Serba Guna (GSG) dihadiri Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan hidup dan Kehutanan (KSDAE KLHK), Ir. Wiratno, M. Sc.,sebagai invited speaker dan beberapa narasumber lainnya di Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila), Kamis (2/12).

"Saya menyampaikan apresiasi kepada Fakultas Pertanian Unila atas dilaksanakannya Seminar Nasional ini sebagai momentum untuk menyatukan gerak dalam upaya pelestarian repong damar di Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) sebagai kearifan lokal dalam pengelolaan Hutan berbasis masyarakat asyarakat," kata Kusnardi saat memberikan sambutan. 

Ia mengatakan didalam mewujudkan visi Rakyat Lampung Berjaya harus ditempuh dengan beberapa misi, didalamnya termasuk Program Bidang Kehutanan. Pembangunan kehutanan tidak dapat dipisahkan dari menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam Pembangunan Provinsi Lampung. 

"Sebagai bagian dari sumberdaya pembangunan, maka hutan harus memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat baik langsung dari hasil hutan seperti Nira/Gula Aren, Madu, Buah-buahan, Damar dan lainnya maupun dari manfaat tidak langsung melalui penyediaan sumber air untuk kehidupan, irigasi, udara yang bersih, " jelasnya. 

Adapun permasalahan repong damar yang terkenal dengan damar mata kucing (Shorea javanica) berada di Pesbar saat ini sulitnya petani untuk mendapatkan harga jual damar yang tinggi karena melalui tengkulak-tengkulak dengan harga rendah. 

Terkait hal tersebut ia mengatakan efisiensi pasar akan mengembangkan pembinaan kelembagaan petani repong damar. Sehingga mereka sebelum nanti mempunyai volume yang besar memiliki daya tawar jual yang lebih tinggi. Karena Damar memiliki kualitas mendunia, jadi bagaimana mengkoordinir petani tersebut lebih mudah dan bisa mengambil dana KUR dan sebagainya. 

"Hasil dari kelembagaan tersebut membuat daya tawar yang tinggi dan melalui kelembagaan tersebut petani bisa menentukan sendiri harga jual damarnya," katanya. 

Ia juga berharap petani kedepannya akan mempelajari damar selain memilah kualitas akan menghasilkan produk lain melalui kelembagaan repong damar tersebut. 

"Jadi apa sih produk antaranya yang bisa diolah seperti dipakai untuk cat dan sebagainya kita Kembangkan di tingkat petani dengan teknologi sederhana, Nanti lembaga petani repong damar itu membuat pabrik sederhana didorong teman-teman dari perguruan tinggi sehingga nilai tambahnya lebih baik lagi tidak menjual dalam bentuk primer lagi seperti yang dijual saat ini," jelasnya. 

Sementara Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Ir. Yanyan Ruchyansyah, M.Si menambahkan bahwasanya Repong Damar juga menjadi ciri khas pengelolaan hutan di Lampung. 

Ia berharap kepada masyarakat untuk berpikir melestarikan Repong Damar tersebut sehingga nantinya bisa dinikmati anak cucu dimasa yang akan datang. 

"Bagaimana masyarakat tradisional berpikir untuk kelestarian produksi sehingga anak cucunya bisa menikmati hasil yang kemudian ternyata berefek pada ekologi yang semakin baik, Kemudian untuk meningkatkan nilai jual kelembagaan petani harus terbina sehingga mereka memiliki nilai tawar yang lebih tinggi," pungkasnya. (ded/mlo)

Tags :
Kategori :

Terkait