Medialampung.co.id – Cabe Lalak, merupakan sebuah merk dagang olahan cabai merah berupa bubuk cabai, yang diproduksi oleh oleh Ploriensy Indah Chintiya warga Kelurahan Waymengaku Kecamatan Balikbukit Kabupaten Lampung Barat.
Meski awal produksi cabe lalak sendiri dimulai pada tahun dimana pandemic Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) melanda dunia dan telah berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat, namun Indah---sapaan Ploriensy Indah Chintiya---tetap optimis, peluang usaha olahan cabai tetap terbuka mengingat itu merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga. ”Cabai merupakan komoditas penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Hampir semua rumah tangga mengkonsumsi cabe setiap hari sebagai pelengkap dalam hidangan keluarga sehari-hari. Sehingga Permintaan yang cukup tinggi dan relatif kontinu serta cenderung terus meningkat memberi dorongan kuat masyarakat luas terutama petani dalam pengembangan budidaya cabe,” ungkapnya. Namun di satu sisi, kata dia, dengan sangat intensifnya peningkatan produksi cabe di saat-saat tertentu sering menyebabkan anjloknya harga cabe dipasaran. Hal ini karena permintaan cenderung tetap dalam jangka pendek sementara produksi melimpah. Sedangkan Karakteristik cabe yang mudah rusak (perishable) menyebabkan fluktuasi harga cabai sangat tinggi dari waktu ke waktu. ”Kemerosotan harga hingga mencapai tingkat yang sangat tidak ekonomis sering harus diterima petani karena tidak mempunyai pilihan lain kecuali harus menjual secepatnya dengan harga murah. bahkan tidak sedikit hasil panen cabai dibuang, hal ini yang juga menggerakkan saya dan keluarga untuk memulai usaha ini,” kata Indah.Optimis di Tengah Pandemi Covid-19, Warga Waymengaku Rintis Usaha Olahan Cabai dengan Brand ‘Cabe Lalak’
Jumat 23-07-2021,15:28 WIB
Editor : Budi Setiyawan
Kategori :