Dorong Perkembangan-Peningkatan Ekonomi Desa, OJK Sosialisasikan Inklusi Keuangan dan Literasi

Selasa 30-11-2021,23:23 WIB
Editor : Budi Setiyawan

Medialampung.co.id - Oteritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung bersama insan pers Provinsi Lampung melakukan kunjungan ke Desa Titiwangi, Kecamatan Candipura, Kabupaten Lampung Selatan, Selasa (30/11).

Kegiatan tersebut salah satu sebagai upaya mendorong perkembangan perekonomian khususnya masyarakat di Provinsi Lampung, dengan cara mensosialisasikan inklusi keuangan dan literasi tahun 2021.

Selain itu, juga agar desa tersebut menjadi desa percontohan untuk perkembangan perekonomian desa-desa yang ada di Provinsi Lampung.

Deputi Direktur Pengawasan OJK Lampung Aprianus John Risnad mengatakan, kunjungan merupakan salah satu program OJK Lampung tahun ini.

Kunjungan ini merupakan salah satu program OJK Lampung tahun 2021, yaitu Bulan Inklusi Keuangan dan Literasi," ungkapnya.

Lanjut dia, dibentuknya desa inklusi keuangan sebagai upaya meningkatkan inklusi dan literasi.

"Nantinya orang akan melihat semua produk layanan jasa keuangan ada di situ. Termasuk mendidik, ada literasinya di situ, bagaimana memilih investasi yang baik," ujarnya.

Ia juga mengatakan salah contoh bagaimana usaha ingin mendapatkan pembiayaan, Maka di desa inklusi itu ada layanan Laku Pandai.

"Nah di situ mereka dilatih bagaimana membuat kebutuhan yang baik sehingga layak dibiayai," terangnya.

Ia juga mengatakan bagi usaha-usaha yang perkembangan stak atau tidak bisa lagi naik.

"Dengan adanya desa inklusi ini mereka dapat menaikkan produksi dengan adanya pembiayaan intinya pada saat mereka mendapatkan keuntungan mereka bisa menginvestasikan kembali dana yang didapat. Dengan adanya inklusi ini mereka juga bisa menempatkan ke instrumen-instrumen keuangan yang memang betul-betul aman guna meningkatkan kesejahteraan," kata dia.

Ia juga mengatakan bahwa itu alasan kenapa membangun desa inklusi.

"Memang tidak bisa dirasakan dengan cepat hasilnya, harus bertahap. Seperti Desa Titiwangi, memulai 2019 perkembangan juga belum mencakup semua, namun kita berdekatan atau bersamaan dengan BUMDes guna setiap kegiatan sentralisasi terserap di BUMDes kemudian menjadi sarana yang baik untuk menjual masing-masing Produknya. Kita gabungkan dalam satu layanan yang kita sebut desa inklusi," paparnya.

Sementara Kepala Desa Titiwangi, Sumari sangat berterima kasih atas kunjungan OJK dan Insan Pers Provinsi Lampung.

Kehadiran OJK dan Insan juga diharapkan dapat membantu memperkenalkan UMKM unggulan yang ada di desa tersebut.

Ia juga mengatakan saat ini Desa Titiwangi mempunyai pendukung 6.683 Jiwa dengan jumlah kepala Rumah Tangga sebanyak 1.802 Kepala Keluarga (KK) dengan beberapa potensi desa.

"kita ada beberapa potensi di Titiwangi ini yakni Pasar Desa, BUMDes dan Galeri Inklusi keuangan," katanya.

Kemudian memiliki program unggulan desa yaitu Bank Darah Desa, Percetakan Closed, dan UMKM.

"Ya kita memiliki bank Darah dibentuk dengan awal memastikan golongan darah kemudian dilanjutkan dengan donor darah guna ketika ada yang memerlukan kita bisa memonitor kesediaan stok kemudian jenis darah yang dibutuhkan masyarakat," jelasnya.

Lanjutnya, Untuk percetakan closet pun sudah ada yang pernah menjuarai kejuaraan nasional kemudian sudah dipasarkan di luar Lampung dan UMKM keripik pisang yang sudah berjalan hingga keluar kota," jelasnya.

Ia juga berharap dengan adanya kunjungan OJk Lampung dan awak media, ke desa Titiwangi dapat membantu dalam memperkenalkan UMKM unggulan yang ada di desa tersebut.

“Kehadiran OJK dan Media Provinsi Lampung ke desa Titiwangi ini sangat membantu kami dalam memperkenalkan produk UMKM unggulan dan produk -produk lainnya yang ada di Desa Titiwangi ini," ungkapnya.

Acara kemudian dilanjutkan melakukan kunjungan di UMKM yang ada di desa tersebut yaitu di tempat pembuatan Kloset dan keripik pisang.

Pemilik UMKM keripik pisang, Juli mengaku menggeluti usaha pembuatan keripik pisang sudah 10 tahun dengan omset kurang lebih 20 juta per bulan dengan produksi 300 kilogram (Kg) per harinya.

“Produksi 300 kg per hari, kami produksi kemudian kami kirimkan ke Bandarlampung untuk diolah dengan berbagai varian rasa," ungkapnya saat disambangi insan pers dan OJK di tempat produksinya.

Ia mengaku usaha tersebut lancar dan langganan tetap namun saat ini memiliki kendala utama yakni mahalnya harga minyak goreng.

“Kendala sekarang mahalnya minyak goreng dan nantinya harga keripik pun akan naik imbas dari harga minyak gorengan itu," katanya.

Ia mengaku bahwasanya pisang yang digunakan jenis pisang Kepok Manado yang dibeli dari warga sekitar guna membantu perekonomian warga setempat.

Kemudian acara dilanjutkan mengunjungi Sekolah Swasembada WC, untuk pembuatan sanitasi murah dan sehat hanya dengan Ro400 ribu bisa membuat WC dan septic tank.

Salah satu perwakilan Sekolah Swasembada WC, Nur Kosim mengatakan saat ini dalam satu hari mereka bisa memproduksi 12-15 kloset.

Ia mengatakan Sekolah Swasembada WC berdiri sejak 2016, ada 5-7 orang yang tergabung di sekolah swasembada WC.

"Kita juga pernah mendapatkan penghargaan AMPL Award tahun 2017, diserahkan langsung sama menteri Riset dan Teknologi Indonesia Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro,” katanya.

Ia juga menjelaskan bahwasanya kegiatan tersebut mendapatkan pembinaan dari BUMDes kemudian didampingi Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan. Ia berharap kedepannya Produksi kloset tersebut bisa tersebar luas khususnya di Provinsi Lampung.

"Harapan kloset yang kita buat ini dipakai oleh seluruh masyarakat Provinsi Lampung, kemudian bisa terjual dan tersebar di masyarakat luas," pungkasnya.

Agenda kunjungan diakhiri dengan mengunjungi salah satu pusat wisata unggulan di Kabupaten Lampung Selatan, yaitu pantai Kedu Warna. (ded/mlo)

Tags :
Kategori :

Terkait