Disway Awards

Girikerto, Pesona Desa Hijau di Kaki Gunung Lawu

Girikerto, Pesona Desa Hijau di Kaki Gunung Lawu

Pesona Girikerto / foto --- instagram @aboutngaw--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Keindahan kawasan lereng Gunung Lawu kembali mencuri perhatian. Desa Girikerto di Kecamatan Sine, Ngawi, menawarkan panorama hijau yang menenangkan mata. 

Daerah ini memiliki hamparan kebun teh warisan masa kolonial, permukiman bergaya Eropa, hingga mata air alami yang terus mengalir sepanjang tahun. 

Berada di ketinggian sekitar 800 mdpl, desa wisata rintisan ini menyajikan udara sejuk dengan suhu rata-rata sekitar 18 derajat Celcius.

Gunung Lawu memang sudah lama tidak mengalami erupsi, namun tanah di sekelilingnya tetap subur. 

BACA JUGA:Segara Anak, Permata Biru di Dasar Kaldera Rinjani

Unsur mineral dari material vulkanik membuat kawasan ini menghasil­kan vegetasi yang lebat. 

Girikerto menjadi contoh nyata bagaimana kesuburan lereng gunung menciptakan lanskap yang hijau dan menenangkan. Curah hujan yang cukup tinggi turut menjaga lingkungan tetap segar.

Dari pusat Kota Ngawi, lokasi ini bisa dicapai dalam waktu sekitar satu jam perjalanan. Jalanan perlahan menanjak dan pemandangan berganti menjadi pepohonan dan bukit hijau. 

Setiba di Girikerto, suasana pedesaan terasa kuat. Rumah-rumah warga berdiri rapi, sebagian berada tidak jauh dari kebun teh dan sawah berundak yang menjadi ciri khas desa ini.

BACA JUGA:Pulau Ular Buton Selatan, Eksotisme Aneh yang Bikin Penasaran

Salah satu daya tarik utama Girikerto berada di Kampung Jamus. Di sini terbentang kebun teh yang luasnya mencapai hampir 500 hektare. 

Kebun teh ini sudah ada sejak masa kolonial dan dahulu dikelola oleh pengusaha Eropa. Walaupun kini pengelolaannya sudah beralih, kesan masa lampau tetap terjaga.

Rumah-rumah tua peninggalan Belanda masih dihuni dan dipertahankan bentuk aslinya. 

Deretan bangunan dengan gaya arsitektur Eropa itu membuat kampung ini sering dijuluki “Kampung Belanda”. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: