Gelombang Wisata Baru dari Timur, Museum Bawah Laut Biak

Gelombang Wisata Baru dari Timur, Museum Bawah Laut Biak

Museum bawah laut Biak hadirkan wisata sejarah dan keindahan terumbu karang Papua-Foto instagram @alertajurnal-

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Upaya Pemerintah Kabupaten Biak Numfor untuk memperkuat sektor pariwisata memasuki babak baru dengan rencana pendirian sebuah museum bawah laut yang diklaim akan menjadi destinasi pertama di Indonesia. 

Inisiatif ini menjadi momentum penting tidak hanya bagi promosi pariwisata Papua, tetapi juga bagi pelestarian warisan sejarah dunia yang hingga kini tetap tersimpan di dasar laut wilayah tersebut.

Proyek museum ini dirancang berada di wilayah perairan Kepulauan Padaido/Aimando, sebuah kawasan yang selama ini sudah menjadi incaran para penyelam dari berbagai daerah. 

Gugusan pulau seperti Nusi, Wundi, Mansorbabo, hingga sejumlah permukiman di sekitarnya akan menjadi titik pengembangan utama museum bawah laut. 

BACA JUGA:Teluk Hijau, Permata Zamrud Banyuwangi yang Menguji Petualang

Selain menyuguhkan keindahan terumbu karang yang nyaris belum tersentuh modernisasi, perairan tersebut menyimpan peninggalan historis yang sangat berharga, yang kelak akan menjadi bagian dari atraksi utama museum.

Berbeda dengan konsep museum pada umumnya, objek pamer dalam museum bawah laut Biak akan tetap berada pada posisi aslinya di dasar laut. 

Wisatawan yang berkunjung akan menyelam untuk menyaksikan langsung peninggalan Perang Dunia II yang masih berada dalam kondisi utuh. 

Bentuk pendekatan ini tidak hanya memberi sensasi wisata bertema sejarah, tetapi juga menghadirkan pengalaman visual yang kuat seolah membawa penyelam kembali ke masa konflik global di abad ke-20.

BACA JUGA:Rumah Adat Banjar Bubungan Tinggi Teluk Selong

Rencana pembangunan museum tersebut semakin mendapat legitimasi setelah proposal resmi diajukan oleh Bupati Biak Numfor, Herry Ario Naap, pada penutupan Sail Teluk Cenderawasih November 2023. 

Kepala Dinas Pariwisata Biak Numfor, Onny Dangeubun, memastikan bahwa pemerintah daerah kini hanya menunggu keputusan final dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memasuki tahap lanjutan pembangunan. 

Dukungan juga datang dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sebagai bentuk penguatan strategi nasional dalam memperluas pariwisata bahari.

Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata, Berto Sroyer, menjelaskan bahwa wilayah museum menyimpan banyak artefak bernilai historis, antara lain torpedo net, bangkai mobil dan pesawat militer Amerika, serta perlengkapan perang lainnya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: