Disway Awards

Rumah Adat Banjar Bubungan Tinggi Teluk Selong

Rumah Adat Banjar Bubungan Tinggi Teluk Selong

Rumah Bubungan Tinggi Teluk Selong menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Banjar memiliki tradisi arsitektur yang maju dan penuh makna. - Foto Instagram@instakalsel--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Rumah Adat Banjar Bubungan Tinggi Teluk Selong merupakan salah satu contoh terbaik dari arsitektur tradisional Banjar yang masih berdiri kokoh hingga hari ini. 

Rumah ini terletak di Desa Teluk Selong Ulu, Kecamatan Martapura Barat, tidak jauh dari jalur utama Martapura–Dalam Pagar. 

Keberadaannya yang memunggungi jalan raya memberi kesan seolah rumah ini sengaja “menjaga jarak” dari hiruk pikuk modern, sekaligus mempertahankan gaya tata ruang khas masyarakat Banjar lama. 

Dibangun pada tahun 1867 oleh sepasang saudagar batu mulia, H. M. Arif dan Hj. Patimah, rumah ini kini dihuni oleh keturunan mereka yang tetap menjaga keaslian bentuk dan nilai budayanya.

BACA JUGA:Olla Ramlan Unggah Foto Mesra Bersama Tristan Molina, Kabar Pacaran Mencuat

Arsitektur Tradisional yang Kaya Makna

Rumah Bubungan Tinggi dikenal lewat bentuk atapnya yang menjulang tinggi. Dalam tradisi Banjar, bentuk atap ini bukan sekadar estetika, melainkan simbol status sosial dan kebijaksanaan masyarakat masa lalu dalam beradaptasi dengan lingkungan. 

Kalimantan Selatan yang dipenuhi rawa memerlukan rumah yang mampu mengatasi panas, lembap, serta aliran angin. Atap tinggi menciptakan sirkulasi udara yang maksimal, membuat ruangan tetap sejuk meski cuaca tropis terasa menyengat. 

Selain itu, jendela-jendela lebar dipasang untuk memberi banyak cahaya alami, sehingga rumah terasa terang dan nyaman sepanjang hari.

BACA JUGA:Sejarah Kerajaan Kutai Martapura, Kerajaan Hindu Tertua di Nusantara

Struktur rumah ini terdiri dari beberapa ruangan yang masing-masing memiliki fungsi dan makna budaya. Bagian paling depan disebut palataran depan atau surambi, berupa teras terbuka atau semi terbuka yang dikelilingi dinding kayu setinggi satu meter. 

Ruang ini menjadi tempat awal berinteraksi, menandakan sikap keterbukaan masyarakat Banjar yang sangat menerima tamu.

Masuk ke bagian kedua, terdapat ruang tamu yang diperuntukkan bagi tamu yang dihormati. Sementara itu, bagian ketiga yang disebut ruang ba'anjung adalah ruang keluarga yang menjadi pusat aktivitas rumah. 

Di sinilah nilai kekeluargaan masyarakat Banjar tercermin paling kuat. Ruang ini luas, lapang, dan didesain agar setiap anggota keluarga dapat berkumpul, berdiskusi, dan menjalankan tradisi seperti arisan, pertemuan keluarga, maupun acara adat kecil.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: